Mohon tunggu...
Embun Pagi
Embun Pagi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswa satra inggris bidang penerjemahan universitas terbuka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Tepung Tawar di Lingkungan Suku Melayu

20 Maret 2013   23:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:28 3656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka ketujuh macam tumbuhan tersebut diatas melambangkan suatu seruan atau do'a tanpa suara untuk kesempurnaan orang yang ditepung tawari.

Ketujuh daun tersebut diikat dengan akar atau benang jadi satu berkas kecil sebagai rinjisan. Adapun arti dari bahan-bahan di atas adalah sebagai berikut :

- Mangkuk putih berisi air putih bermakna kejernihan.Kadang ada juga yang menggunakan air mawar, yang terbuat dari aneka daun-daunan yang beraroma wangi seperti pandan, serai wangi, jeruk purut yang direbus dan airnya dijadikan air pecung.
- Beras atau bedak beras. Dibuat dari tepung beras yang diadun bersama larutan wewangian alami dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai makna sebagai pendingin, peneduh kalbu, dan kesuburan.
- Limau purut yang diiris tipis, yang mempunyai makna sebagai pemberi kekuatan dan kesabaran sekaligus membersihkan. Secara keseluruhan diartikan sebagai Keselamatan dan Kebahagiaan.

Ketiga peralatan ini diaduk menjadi satu dalam satu wadah dan direnjis dengan menggunakan gabungan alat penepuk yang terdiri dari dedaunan tersebut.

PERDUPAAN
Perdupaan dengan kemenyan atau setanggi yang dibakar dapat diartikan dengan pemujaan atau doa kepada Yang Maha Kuasa agar permintaan dimaksud dapat restu atau terkanul hendaknya. Perdupaan ini sangat jarang dilakukan pada upacara tepung tawar yang ada sekarang ini.

URUTAN PENEPUNG TAWARAN
Urutan yang menepung tawari adalah dimulai dari ibu bapaknya (serentak) dan kemudian diteruskan oleh ahli keluarga yang tertua dan terdekat sampai jumlah yang telah ditentukan semula dengan ketentuan mula-mula yang menepung tawari adalah kaum laki-laki, kemudian baru giliran kaum wanita.

Anak beru ataupun seseorang yang ditugasi untuk itu, mendatangi dan menjemput orang yang harus menepung tawari itu serta mempersilahkan beliau sambil mengiringkannya pula dari belakang ke tempat upacara tepung tawar.

Selesai melakukan tepung tawar, beliau diantar pula ke tempat duduknya semula dan oleh anak beru atau orang yang ditugaskan untuk itu memberikan kepada beliau sebuah “bunga telor berkat”

CARA MELAKUKAN TEPUNG TAWAR
Orang yang hendak ditepung tawari mula-mula menerima ataupun mengambil sedikit (sejumput) beras putih, beras kuning, bertih dan bunga rampai, lalu menaburkannya ke atas hariban atau keliling badan orang yang ditepung tawari, kadang-kadang disertai dengan ucapan ‘selamat’, “murah rezeki”’ “sehat”’ dan sebagainya.

Kemudian diambilnya berkas ikatan daun kalinjuhang dan daun lainnya, dicecahkan ke mangkuk puith yang berisi air dan beras putih serta irisan limau purut lalu dirinjis-rinjiskannya di atas kedua belah telapaktangan orang yang ditepungtawari. Selalu juga disertai dengan kata ‘selamat’. Kemudian barulah diambil sedikit tepung beras tadi dan dioleskan (dilekatkan) ke tapak tangan yang ditanuri.

Semua acara di atas dilakukan dengan khidmat. Orangtua ada juga merinjis-rinjiskan berkas ikatan tersebut ke atas ubun-ubun (kepala) anaknya ataupun keluarga termuda. Ini sebenarnya bersifat kemanja-manjaan saja , bukan kelaziman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun