Tembok itu penghalang, tirai pandangan, Â
Menutup apa yang tak ingin disaksikan, Â
Di balik senyum, dalam hati yang kelam, Â
Tertumpuk beban, disisih dalam diam. Â
Namun mengapa kita masih saling iri? Â
Sedang senyum mereka, mungkin sekadar ilusi, Â
Pertunjukan bagi mata yang tak memahami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!