Mohon tunggu...
Alimah
Alimah Mohon Tunggu... Penjahit - Alumni SMK

Hoby ku mendengarkan audio buku. Mendengarkan music dan membuat kerajinan tangan. Baru belajar melulis,tolong beri saya kritik dan saran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berikanlah Waktu, Kebenaran akan Terungkap

21 Oktober 2023   14:46 Diperbarui: 21 Oktober 2023   14:52 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Selama ini aku selalu ikuti keinginan papa, aku mau cuma ingin menikah dengan Alan orang yang aku cintai dan papa marah besar karena itu kenapa tan?" Kataku terisak.

"Nak papamu punya alasan atas semua yang ia lakukan"

"Alasan?, Alasan apa? Karna Alan miskin? Kenapa papa kekeh jodohin aku!" Kataku setengah berteriak.

Tante menggengam tanganku dan beberapa saat kemudian dia berkata.

" Dengerin tante nak, tante akan kasih tahu kamu semuanya, ini berhubungan dengan kematian mamamu 19 tahun lalu!"

21 tahun lalu mamamu jatuh dari tangga, rusuknya patah, saat di periksa lebih lanjut mamamu mengidap kanker paru-paru stadium 2, untuk biaya pengobatan papamu menjual rumah, serta berhutang kesana-kemari, lambat laun tidak ada yang bersedia memberi pinjaman.

 Pengobatan ibumu tertunda kondisinya drop dan ibumu meninggal dunia. Papamu menyalahkan diri atas ketidak mampuanya dalam membiayai pengobatan mamamu. 

Beberapa bulan setelah kematian ibumu, ayah mu tiba-tiba berubah. Ia memforsir tubuhnya dan bekerja lebih dari 15 jam per hari.Hingga akhirnya, ayahmu dapat membangun lebih dari 100 cabang restoran.

"Papamu bekerja begitu keras semata-mata untukmu nak!"

Kakek dan ibumu meninggal karena kanker paru-paru. Ayahmu khawatir dengan kesehatanmu, oleh karena itu ia membatasi makanan yang kamu ma

kan dengan ketat dan selalu memintamu melakukan medical chek up secara rutin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun