Mohon tunggu...
Asriani Arrin
Asriani Arrin Mohon Tunggu... Relawan - 1 kor 13:13

Jangan dilihat siapa penulisnya, tetapi lihatlah apa yang ditulisinya. Semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Merokok Boleh atau Tidak?

31 Mei 2019   20:12 Diperbarui: 31 Mei 2019   20:27 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kitab Weda tidak aturan tentang rokok, tetapi merokok itu bertentangan dengan ajaran Hindu hingga dianggap sebagai musuh Hindu. Karena dalam kitab Weda menjelaskan bahwa makanan yang harus dikonsumsi adalah makanan yang "satwika" yaitu yang bagus bernutrisi, bergizi, menyehatkan dan menyegarkan. 

Tapi diluar itu jangan. Selain itu jika dikaitkan dengan sisi ilmiah juga banyak penelitian yang menyatakan bahwa rokok menyebabkan banyak penyakit dan mengancam generasi penerus yang akan datang. Sehingga Hindu mendukung haram rokok dari Muhammadiyah walaupun beda istilah haram antara Hindu dan Islam.

Menurut Buddha

Rokok bersifat mencandui yaitu membuat pengguna ketagihan dan ketergantungan padanya. Hal tersebut mengacu pada sila kelima dalam Pancasila Buddhis, istilah "ketagihan" ini tidak termasuk dalam cakupan sila itu, karena, yang tersebut di sana adalah 'barang/minuman yang memabukkan' bukan 'barang/minuman yang membuat ketagihan'. 

karena ciri yang demikian ini, rokok menurut kriteria sila dalam Agama Buddha, sehingga riskan dikategorikan sebagai benda yang menjadi objek pelanggaran sila kelima dalam Pancasila buddhis.

Hanya saja, dalam tubuh Ajaran, Agama Buddha tidak mengajarkan tentang sila saja. Dalam arti lain, ada ajaran-ajaran lain dalam Agama Buddha yang bersifat lebih halus lagi. Untuk mendapatkan manfaat yang lebih tinggi bagi diri sendiri, seseorang memang sepatutnya melaksanakan Dhamma/Ajaran Sang Buddha yang lebih halus itu. 

Rokok, meskipun berkadar kecil, tetap mengandung zat penenang, yang mana kalau tidak amat diperlukan, semestinya seseorang memilih untuk tidak menggunakannya. Lagi pula, rokok bersifat mencandui, membuat ketergantungan padanya. Ini sedikit banyak akan berpengaruh dalam membina diri mendapatkan manfaat bagi diri sendiri dalam ajaran Dhamma yang lebih halus/luhur.

Akhir kata, setiap agama memang secara tidak langsung melarang dan mengharamkan tentang penggunaan rokok. Namun sebagai makhluk berakal, setiap agama tentu melarang segala yang buruk bagi manusia. Jadi semuanya kembali ke manusia, apakah tetap menjadi pengikut aturan agama atau menjadi pelanggar aturan agama?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun