Sabar sabar dan sabar adalah sikap yang selalu aku lakukan setiap harinya. Sabar nahan semua emosi untuk semua masalah yang terus menerus ada dan semua membuat emosi. Namun semua itu hanyalah bisa bersabar untuk menahan dan terus bertahan di setiap keadaan.Â
Keadaan yang kini terus menerus menjadi sebuah masalah setiap harinya. Tapi aku hanya bisa bersabar dan berdoa agar semuanya tetap baik-baik saja. Â Karena tidak semua masalah di hadapi dengan emosi. Jika di hadapi dengan emosi maka semua masalah tidak akan bisa terselesaikan.Â
Aku tahu semuanya pasti akan ada hikmahnya entah kapan akan bisa kembali seperti dulu lagi. Dengan suasana dulu yang begitu nyaman dan paling nyaman.Â
Mungkin mereka juga tidak pernah akan mengerti dengan kemauan ku apa yang aku inginkan apa yang aku rasakan mereka juga tidak akan pernah peduli itu. Karena cukup aku saja semua yang akan merasakan semua itu setiap harinya.Â
Seperti melihat orang lain kayaknya bahagia, senang, dan nyaman di tempat masing-masing. Tapi aku hanya bisa berpacu pada semua keadaan yang ada di tempat yang ga bakal bisa bikin nyaman dengan semuanya. Karena semua itu hanya saja membuat aku tidak nyaman dengan keadaan yang penuh dengan kesengsaraan.
Aku yang sudah terbiasa dengan apa yang udah aku biasanya lakukan adalah sebuah aktivitas yang menjadi rutinitas setiap harinya. Mencari tempat ternyaman dimana di situ aku bisa senang entah bersama teman atau orang yang baru aku kenal setelah sebelumnya aku belum mengenalnya. Dengan begitu bisa berbagi pengalaman atau cerita yang lebih menjadi motivasi kedepannya. Mungkin sekarang tidak senyaman dengan dulu, tetapi setelah ini pasti akan ada tempat dimana yang selalu nyaman seperti dulu lagi.Â
Aku yang selalu sabar dalam menghadapi segala cobaan sekarang hanya bisa jalani syukuri nikmati dan rasakan betapa sedihnya setiap hari.Â
Tidak semua orang lain bisa merasakan ini. Karena kondisi sekarang lebih menjadi sebuah masalah setiap harinya karena 1 yang aku inginkan hanyalah sebuah tempat yang bisa nyaman untuk tempat dimana aku tidur dan senyaman seperti dulu. Semoga itu semua kembali lagi semuanya. Aku hanya berdoa setiap harinya.Â
Aku yang dulu tidak pernah mempunyai aktivitas kini menjadi mempunyai aktivitas sehari-hari karena untuk memanfaatkan waktu yang ada. Membagi waktu dengan sebaik-baiknya seperti kuliah, mengaji, tidur, makan, dan mengerjakan tugas. Ketika semua sudah terbagi aktivitas dengan baik maka ketika ingin menjalankannya tidak akan pernah merasa terbebani. Karena sudah terbiasa dan di niatkan dulu.Â
Jika aku sudah terbiasa dengan membagi dalam waktu beraktivitas lalu hidup bersama orang yang tidak pernah beraktivitas rasanya ingin mengajak untuk sama-sama beraktivitas tetapi karena mereka semua kebanyakan ada penyakit malas atau mager yang berkepanjangan yang membuat mereka tidak pernah ada aktivitas apapun setiap harinya. Terkadang ikut prihatin karena sehari-harinya hanya menghabiskan waktu dengan tidur tidur dan tidur.Â
Aku yang terkadang tidak pernah ada sela untuk tidur, terkadang mau tidur saja memikirkan mau tidur dimana. Hanya bisa menyendiri dan main hp di tempat paling nyaman adalah aula. Walaupun badan berasa lelah pegel dan cape, rasa ingin berbaring di atas kasur seperti mereka yang hanya di kasur kasur dan kasur. Tapi mereka tidak pernah untuk peduli hal itu.Â
Terkadang ada saja hal sepele yang membuat aku menjadi tidak nyaman karena sebuah kekompakan dan kerja sama yang tidak pernah disikapi dengan bijak.Â
Apalagi ada saja kebiasaan buruk yang setiap harinya terus ada, yaitu sebuah 1 kata adalah mager atau malas setiap harinya. Kadang rasa ini ingin mengajak mereka untuk tidak bermalas-malasan lagi namun mereka sulit untuk diajak kompromi karena sudah ada kebiasaan seperti itu dari awal.Â
Hidup bersama dengan orang yang malas memang tidak nyaman karena risih melihatnya saja. Hidupku dulu nyaman banget karena semua sudah memiliki pemikiran yang mandiri terbiasa baik dan tidak pernah ada yang mempunyai kebiasaan buruk. Salah satu kebiasaan buruk mereka itu seperti malas untuk mencuci piring, malas melipat pakaian, dan malas untuk merapihkan ruangan.Â
Jadi ketika aku hidup dengan orang-orang seperti itu harus banyak-banyak dalam bersabar disikapi dengan sabar dan ikhlas. Karena walaupun emosi mereka tidak pernah akan sadar akan semua hal itu.Â
Cukup dihadapi dengan keadaan serba sabar. Buatlah tempat sendiri dengan nyaman dengan sendirinya. Karena tidak semua juga bisa merasakan nyaman dengan keadaan. Orang lain bahagia juga belum tentu bahagia atau senang seterusnya pasti ada saja yang membuat tidak nyaman.Â
Semoga dari apa yang aku sampaikan bisa menjadi sebuah cerita pengalaman yang pernah aku rasakan betapa sabarnya setiap hari dengan keadaan serba sabar. Terimakasih semuanya.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H