Amerika yang menganggap dirinya sebagai negara superpower akan melakukan upaya untuk mengeliminasi kekuatan yang muncul tersebut.
Pertama, Amerika akan menguatkan sendi-sendi perekonomiannya dan melemahkan ekonomi negara-negara lain.
Kedua, Amerika kemudian menciptakan konflik. Misalnya menciptakan Al-Qaeda di Afganistan yang dipimpin Osama bin Laden.
Al-Qaeda sengaja dibentuk untuk melemahkan kekuatan Rusia yang ada di Asia Tengah. Kaum muslimin yang ada di Afganistan diprovokasi untuk berperang melawan kekuatan Rusia di Asia Tengah.
"Ada ulama-ulama yang dibayar mengeluarkan fatwa jihad di Afganistan karena mereka ingin melemahkan Rusia," katanya.
ISIS dan Da'is juga didirikan untuk menentang kekuasaan Rusia yang ada di Asia Tengah. Amerika lalu memprovokasi negara-negara di Eropa Timur untuk menjadi bagian dari Nato, sementara ada MoU antara Rusia, Amerika dan Nato untuk tidak melakukan aneksasi mendekati Rusia.
"Rusia memperhatikan gerak-gerik Amerika, dengan adanya gerakan militer di Ukraina membahayakan Rusia. Sebenarnya peperangan ini bukan Rusia melawan Ukraina. Tetapi Rusia melawan Barat," ucapnya.
"Kami tentu menentang dan menolak pertumpahan darah. Ini pernyataan sikap seorang muslim, menolak segala pertumpahan darah. Baik muslim sebagai korban atau non-muslim. Karena yang menjadi korban adalah anak-anak, dan warga sipil yang tak berdosa," tutupnya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H