Ibunya Askar pun melihat Askar dan langsung mengajak Askar kekamar dan memberitahu" Ibu tetap ingin Askar menjadi anak yang lebih baik dari Ibu. Ibu berharap Askar tumbuh menjadi seorang yang pintar dan dan berbudi luhur serta selalu taat perintah-perintah agama untuk menghindari hal-hal yang menyesatkan hidupnya.
 Ibunya Askar tidak ingin melihat Askar sengsara karena cabut-cabutan. Oleh karena itu, ia mengajari hal-hal yang baik kepada Askar sehingga ia pun tumbuh menajadi  pria yang cerdas dan baik prilakunya.
"Askar memang sedikit nakal akhir-akhir ini Bu, dulu ia murid panutan bagi teman-temannya karena ia anak yang baik," kata Bu Haji sambil menatap ibu Laura prihatin.
Ibu Laura hanya memijat-mijat keningnya mencoba melepaskan beban yang membuat kepalanya pusing.
Awalnya, Askar memang anak yang baik dan penurut. Ia anak yang cerdas dan tidak pernah absen mengaji. Namun, akhir-akhir ini, ia mulai memperlihatkan permusuhan kepada Kiai dan Bu Haji istri guru ngajinya. Beberapa minggu sebelum ia membolos, Askar sering membuat ulah di Surau. Terkadang ia mencuri mangga milik Kiai, merusak tanaman Bu Haji, melempari genteng Surau atau menyamar menjadi pocong dan membuat teman-temannya terbirit-birit lari ketakutan meninggalkan Surau
Setelah ibunya dipanggil tersebut Askar berjanji agar tidak cabut mengaji lagi dan selamanya menjaga alquran dan terus mengaji.
Pelajaran yang dapat diambil jangan pernah menganggap semua orang yg marah kepada kita bahwa mereka benci sebenarnya mereka peduli dan ingin kita menjadi orang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H