Mohon tunggu...
Aspiansyah Tibyan
Aspiansyah Tibyan Mohon Tunggu... Penulis - Catatan harian dari penyangga IKN Nusantara.

ASN instansi vertikal, bertugas di Kalimantan Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Catatan Harian dari Penyangga IKN Nusantara ke 9

11 Juli 2022   11:49 Diperbarui: 11 Juli 2022   11:58 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang wakil rakyat harusnya menjadi motivator rakyat, bukan provokator rakyat. Seorang wakil rakyat harusnya adalah seorang negarawan, yang memikirkan suatu negara sebagai satu kesatuan yang utuh. Tidak parsial. Tidak hanya berfokus pada kepentingan golongannya saja, atau yang lebih parah lagi hanya mementingkan kepentingan pribadi.

Seorang wakil rakyat harus cerdas dan mengedepankan sikap ilmiah. Bukan emosional. Sebagai contoh membabi buta bersikap oposisi terhadap kebijakan pemerintah, meski kebijakan itu sangat baik bahkan sudah berdasarkan kajian ilmiah.

Perhatikan kawanku para wakil rakyat yang selalu kontra pada pemindahan ibu kota! Pembangunan IKN di Kalimantan itu tidak menuntut harus jadi dalam satu malam. Pembangunan IKN itu adalah pembangunan multi-years. 

Pembangunan IKN adalah program bertahap dan jangka panjang. Jadi, tolong jangan mengkambing-hitamkan IKN atas defisit APBN. Iya, APBN yang puluhan tahun sejak kita merdeka dan bersatu sebagai Indonesia juga ada kontribusi Kalimantan di dalamnya itu.

Kalau Jakarta ternyata nanti benar - benar tenggelam, siapa yang mau bertanggung jawab? Siapa nanti yang akan kalian salahkan? Pasti nanti semua akan lepas tangan. 

Semua nanti akan bilang itu kesalahan pemerintah masa lalu yang tidak bisa mengantisipasi masa depan. Sialnya, pemerintah masa lalu yang akan kalian salahkan di masa depan nanti tidak bisa lagi membela diri. 

Saya juga mengerti kok, politik (praktis) hanyalah soal persepsi dan bagaimana kita mengelola emosi kolektif bangsa. Urusan sepele tetek bengek bisa menyedot energi bangsa kalau kalian desas-desuskan lewat media.

Berapa kali harus saya bilang, kalau urusan pemindahan IKN ke Kalimantan ini bukan persoalan remeh temeh. Pemindahan IKN ke Kalimantan adalah lompatan peradaban untuk Indonesia maju di masa depan. Dan untuk memperkuat integrasi kita sebagai sebuah bangsa.

Untuk menyelamatkan Jakarta juga. Untuk pemerataan ekonomi dan keadilan geografis bagi wilayah Indonesia Timur dan Tengah juga Barat bagian Sumatera. 

Coba kalian pelototi lagi peta nusantara. Lihatlah sampai ke dalam - dalam tanahnya. Perhatikan aliran urat - urat gempa. Di manakah wilayah yang relatif paling aman? Kenapa kalian menutup mata? Pura - pura tidak tau, hanya demi urusan perut dan demi dapat jatah pembagian kue pembangunan yang lebih besar?

Sampai berapa tahun lagi kita harus menunda? Menunda, menunda dan terus menunda. Bahkan Undang - Undang IKN yang sudah sah dan jadi pun kalian ingin batalkan? Sebenarnya kalian ingin membela kepentingan siapa? 

Sesungguhnya rakyat di bagian tengah dan timur ngilu melihat kelakuan kalian para wakil rakyat yang kontra. Yang bawaannya cuma ingin beda saja dengan pemerintah meski itu kebijakan yang indah. Yang penting bagi kalian bagaimana caranya bisa muncul dan eksis di media. Tak peduli yang kalian lakukan adalah pembodohan rakyat. 

Memprovokasi rakyat untuk menunda IKN yang sudah kita keluarkan biaya bertriliun-triliun adalah sikap konyol dan kekanak-kanakan. Karena anak - anak biasanya tidak peduli perasaan orang lain (karena akalnya belum sampai), yang penting dirinya menang.

Tapi Alhamdulillah, pembangunan IKN tetap jalan sejauh ini. Semoga target istana berdiri di tahun 2024 nanti tercapai. Aamiiin ya Robbal 'aalamiiin...

Tenang saja kawan - kawanku yang pro, antara yang setuju dengan yang tidak setuju, masih jauuuh amat sangat banyak yang setuju kok. Mau bukti? tanya saja anggota dewan dan para wakil rakyat kita di DPR RI di Senayan Jakarta itu! UU IKN sudah jadi dan sah melalui tangan - tangan mereka. Mereka sesungguhnya adalah representasi kita, seluruh rakyat Indonesia. Bukan para pendengung berisik yang jumlahnya cuma se-imprit itu.

Takbiiir...!

Penyangga IKN Nusantara, 11 Juli 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun