A. Fenomena  Negatif  Bahasa Indonesia  di  Tengah Masyarakat
bahasa Belanda, sekarang bahasa Inggris) masih terus  menampak  pada  sebagian  besar bangsa Indonesia. Mereka menganggap bahwa  bahasa  asing  lebih  tinggi derajatnya  daripada  bahasa  Indonesia.Bahkan,  mereka  tidak  mau  tahu perkembangan bahasa Indonesia.
      Pertama,  Banyak  orang  Indonesia memperlihatkan  dengan  bangga kemahiran nya  menggunakan  bahasa Inggris  walaupun  mereka  tidak menguasai  bahasa  Indonesia  dengan baik.
      Kedua, Banyak orang Indonesia merasa malu apabila tidak menguasai  bahasa asing  (Inggris)  tetapi  tidak  pernah
merasa malu dan kurang apabila tidak menguasai bahasa indonesia.
      Ketiga,  Banyak  orang  Indonesia menganggap  remeh  bahasa  Indonesia dan tidak mau mempelajari nya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia dengan baik.
      Keempat,  Banyak  orang  Indonesia merasa  dirinya  lebih  pandai  daripada yang lain karena telah menguasai bahasa asing (Inggris) dengan fasih, walaupun penguasaan bahasa Indonesianya kurang sempurna.
B. Fenomena  Penggunaan Bahasa  Indonesia di  Era  Globalisasi
Â
      Pertama, Banyak orang Indonesia lebih suka  menggunakan  kata-kata,  istilah-istilah,  dan  ungkapan-ungkapan  itu sudah  ada  padangan-nya  dalam  bahasa Indonesia, bahkan sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia. Misalnya, page,background, reality, alternative, airport,masing-masing untuk "halaman", "latarbelakang",  "kenyataan","(kemungkinan) pilihan", dan "lapangan terbang" atau "bandara".
      Kedua,  Banyak  orang  Indonesia menghargai  bahasa  asing  secara berlebihan sehingga ditemukan kata dan istilah asing yang "amat asing", "terlalu asing", atau "hiper asing". Hal ini terjadi karena  salah  pengertian dalam menerapkan  kata-kata  asing  tersebut,misalnya  rokh, insyaf, fihak, fatsal,syarat(muatan), dianggap  (syah).Padahal, kata-kata itu cukup diucapkan dan ditulis roh, insaf, pihak, pasal, sarat(muatan), dan dianggap (sah).