Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melempar Lara pada Samudera

1 Maret 2022   21:35 Diperbarui: 1 Maret 2022   21:37 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Puan...

Rangkuman diksi telah menyebar telah menjadi racun kehidupan untukku namun semua akan melebur bersama diksi  yang kau bawa dalam damai 

Tanpa air mata bukan berarti membenci, diam seribu bahasa bukan berarti mendendam namun aku belajar berlapang dada atas segala perlakuan hatimu dan berharap kau pergi dengan tenang tanpa ada umpatan hati yang membenci 

Walau jalinan akhir menjadi porak-poranda  aku berusaha menjadi manusia masak bodoh yang selalu dibodohi rasa kasih bagai topeng kehidupan melemah pada satu keadaan membiarkan tergerus arus nestapa karena yakin satu bahagia akan kembali bersinar 

Tak akan pernah mengeluh karena jalan ini aku yang memilihnya, tak akan menangisi karena aku tahu tuhan sayang padaku tak akan mencari pembenaran karena Tuhan akan melukiskan segalanya 

Tasbihku pada lelaki yang terlahir dari rahimmu mencari keridohannya dalam setiap langkah dan nafasku ketika  roh  menjauh dari tubuhmu  saat itu pula segala kebencian, kemarahan, fitnah darimu terlempar ke dalam samudera luas di makan paus paus yang lapar dan kembali memberikan pancaran bahwa kau bersih dalam hatiku tanpa cela sedikit pun. 

Membiarkan tuhan kembali melukis dengan indah tanpa ada goresan yang berarti . Aku telah melupakan  kepedihan  dan kesedihan tanpa pernah diakui dalam waktu terpanjang hingga matamu terpejam, tubuh terbujur kaku 

Palembang, 1 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun