Puan ..
Dalam rengkuh untuk kali ini tiada daya upaya untuk beranjak dari prahara hati hingga meninggalkan sajaksajak dalam kesunyian panjang tanpa mampu menggoreskan garis panjang  yang membelah sunyi berupa lolongan kepedihan yang mendesir merambah dalam kesunyian.Â
Tatapan elang tajam seakan menerkam, berlari tanpa desahan menuju ruang kosong tanpa nyawa yang terus bergema menghentakkan gendang telingaÂ
Puan ...
Tanyaku berulang di mana tangis panjang ketika tubuh dia terbujur kaku? Adakah dendam tergores hingga lubuk hati terdalam atau kerasnya sebuah hati atas perlakuan yang ada sebuah kesombongan untuk tak meneteskan air mata pada yang menggoreskan luka Â
Puan ...
Di mana kesabaran seluas samudera yang pernah kau katakan jika perih di hati kian terasa. Ketika debu debu berjalan menuju langit menutup awan putih menjadi hitam hingga kembali menyemburkan lara jiwa dalam tangis panjang tiada henti hingga air mata tak mampu terjatuh menutup laraÂ
Puan...
Apakah ini sebuah kekecewaan ?
Apakah ini satu amarah dan dendam?Â
Aku berharap tidak hanya kerasnya hati atas sebuah perlakuan yang tidak dilakukan atau sebuah kesalahan yang tanpa di sadari menggoreskan luka.Â