Untuk terakhirnya aku memandang wajahmu, memandikan dan membelai wajahmu. Kecantikan dirimu terus  terpancar hingga sisa air untukmu mandi telah habis namun cahaya di wajahmu terus  terpancar hingga kain itu menutup wajahmu.Â
Dalam sakit, beliau masih mengingatkan aku, tentang  sakit  yang sedang membawa tubuh  pada ujian rasa sakit yang belum jua reda. Walau sejenak Allah mengangkat rasa sakit ini, aku bersyukur diberi kesempatan bersama  dan merawatnya.Â
Masih terngiang dalam telingaku ketika beliau menginap dirumah , minta dibelikan tulang iga dan ikan patin, beliau ingin membuat sop dan pindang patin. Pada hal semasa beliau sehat tak pernah meminta apa apa, apa yang aku sajikan pasti di makan.
Selamat jalan tante sayang, engkau telah bahagia bersama kekasih hatimu. Doa kami selalu untukmu dan kekasihmu.
Â
Palembang, 27032021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H