Tak lama kemudian sebuah panggilan vc masuk, aku tak mampu berkata kata melihat kondisi beliau jauh menurun dari terakhir aku melihatnya, tangis yang tertahan tak dapat aku bendung setelah perbincangan selesai.Â
Hatiku meragu apakah mungkin suami mengizinkan aku untuk melihat beliau sedang kondisiku sendiri seperti ini.
"Pa, kita lihat  tante ke km 12, keadaannya drop," tanpa pikir panjang suamiku menganggukan kepala.
Tapi kembali timbul keraguan dalam hati, dan seakan hati menuntun untuk bermalam di sana. Kembali menemui suami," boleh mama nginap di sana," tanpa pikir lagi suamiku pun mengiyakan.Â
Bersyukur sekali aku mempunyai suami yang perduli dengan keluarga dan mengizinkan  nginap di rumah itu walau kondisi tubuhku sendiri sedang menurun.Â
Bungsu pun mengingatkan  jangan lupa makan, dan minum vitamin serta obat. Dengan keridhoan suami serta anak anak, sekejap Allah mengangkat rasa sakit dan seakan terlepas  dari sakit yang sempat membelenggu.
Tak Mengizinkan Aku Pulang
Dear Jingga  Â
Aku menemaninya tiap detik, menit, jam hingga hari. Menyaksikan tarikan nafasnya yang semakin berat. Makan dan minum yang sudah tak tertelan lagi. Tanda tanda itu sudah terlihat namun masih berharap penuh ada keajaiban beliau sembuh kembali
 Aku tahu ia tak rela, aku jauh darinya. Dari erangan saat aku mempermainkan beliau saat aku bilang ingin pulang.  Ia ingin aku selalu ada disampingnya,  Saat beranjak sejenak matanya mengisyaratkan tak rela di tinggal.Â
Tragedi Subuh  Â