Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Hanya Menepati Janji

19 Februari 2021   07:19 Diperbarui: 19 Februari 2021   07:40 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ghost-trainz.weebly.com

Kalau aku tak ingat, bagaimana aku menghormati mas Wijaya, ingin rasanya aku memaki istrinya dan bilang.

" Kamu sebagai istri sudah nggak ngurus suami, cemburu selangit ama suami. Dibanding suamimu, kehidupan suamiku lebih mapan, pakai tuh otak bagaimana mungkin saya tinggalkan suami saya hanya demi mas Wijaya. Kehidupan saya sudah bahagia bersama suami dan anak anak."

Tapi selalu aku urungkan, dan aku pun memposisikan diriku diposisi istrinya mas Wijaya. Mungkin cemburu itu ada  tapi tidak berlarut larut.

Bahkan wanita yang ingin dengan suamiku dulu, sekarang berteman dan sering main kerumah. 

Semakin kita merasa takut kehilangan semakin rasa itu akan membelenggu kita, semakin cemburu semakin rasa itu akan membuat pikiran kita tak sehat. 

Aku tak menyalahkan keluarga mas Wijaya, yang menyebut dan memujiku didepan istrinya saat mas Wijaya membawa istrinya pulang ke kampung.  

Hingga mempunya rasa dendam yang tak berkesudahan. Lamunanku terhenti, kotak ajaibku berbunyi. Ternyata mas Wijaya.

 Mas Wijaya : Pagi sayang

 Aku  :  Ya mas 

 Mas Wijaya : Kenapa kamu dek

 Aku  : Nggak papa mas, lagi kepingin duduk di pantai saja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun