Jika kita tak bersua mungkin kita tak akan pernah bercerita
tentang kehidupan  kita jalani suka duka menjalani hidup
hingga menemukan belahan jiwa kita pada tapak berbeda
melahirkan elang elang dan  camar camar  mungil
Walau kita pernah bermimpi untuk berada di kapal yang sama
mengarungi luasnya samudera, melawan hantaman  gelombang
menikmati senja di ujung samudera
menghabiskan malam bersama, saling bercengkerama
Karam cinta karena takdir  sang kuasa
seperti panggilan yang kita ciptakan
Elang dan Camar  yang selalu kita agungkan
dimakan hukum alam  tak akan bersatu Â
Namun mereka saling membutuhkan Â
saling menjaga dalam kepakkan sayapÂ
menjaga kesucian hatiÂ
hingga mampu menjelma kembali Â
Seperti awan yang selalu beriringanÂ
hitam mendatangkan hujanÂ
putih memberi kecerahanÂ
namun keduanya saling melengkapi
Andai tak mempertanyakan  tak  pernah kutahu akhir dari sebuah cerita Â
dia membelaiku dengan kasih mendendangkan lagu sayangÂ
sembari mengelus rambut panjang terurai Â
membisikan kata berpihak.Â
Kalimat akhir mereka menjadiÂ
tali yang mengikat antara kitaÂ
hingga kita tak pernah mampuÂ
untuk saling membenci apa lagi melupakanÂ
Baru tahu bagaimana mereka mencintaikuÂ
bagaimana mereka menyayangikuÂ
hingga mewanti satu pesan akhirÂ
" awas iyo nek sampe gawe ati dia loro. Jaga dia walau bukan jodoh mu"Â
( Jangan pernah kau sakiti hatinya, jaga dia sekalipun dia bukan jodohmu)Â
Mencerna setiap kalimatÂ
memahami arti dari semua iniÂ
mungkin ini tanda kenapa kita  bicara lewat hatiÂ
mengenang dalam setiap cerita Â
Apa yang pernah kita lakoni bersamaÂ
mempermainkan skenario alamÂ
hingga alam pula yang menemukanÂ
untuk berbagi cerita usang, berjalan bersama bayangÂ
Ruang Kosong, 070221
# mengenang dirimu dalam cerita tanpa membedakan kasih sayang walau bukan terlahir dari rahim dan  asuhanmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H