Terdamparhobi menulis sudah digandrungi  sejak duduk di bangku sekolah dasar, yang hanya  sekedar menulis puisi puisi yang tak beraturan diksi dan majasnya.Â
di dunia menulis dalam usia yang berbilang tak muda lagi, walauMenulis di buku diary tentang perjalanan yang di lewati  dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Mungkin di kota kota besar telah berhamburan tentang menulis namun di kotaku taklah semarak di kota besar, jalan untuk menuju ke sana pun tersekat.
Hingga cukup sebagai penghias buku diary  dan buku buku pelajaran yang penuh dengan puisi.
Sepuluh tahun yang lalu, di saat orang orang pada sibuk dengan dunia media, sedangkan aku masih terbelakang untuk mengenal dunia luar lewat media.Â
Akhirnya aku pun menyentuh dunia lewat media yaitu facebook  dari semua inilah dimulai. Sekedar menulis status berupa puisi puisi dan akhirnya menemukan grup grup yang membahas ke penulisan .Â
Mengikuti setiap lomba yang diadakan, bayangkan dalam usia yang berbilang tak muda lagi mencoba berenang bersama penulis penulis muda yang berbakat yang ilmunya lebih banyak dan masih encer otaknya. Sekali belajar langsung terserap.
Walau di awal masih butuh bantuan sana sini dalam mengedit, mengirim naskah  karena  benar benar buta dalam soal pengiriman  naskah. Namun tak menghalangi untuk terus belajar, belajar dan belajar hingga bisa melakukan semua sendiri walau tak terlalu sempurna.Â
Tak satu pun ajang menulis yang terlewat. Mengikuti semuanya tanpa melihat hadiah  dan penghargaan menulis, menanamkan di hati untuk belajar. Walau ada yang berkomentar tentang usia yang sudah berbilang. Lebih baik terlambat mengenal dunia menulis dari pada tidak sama sekali.
Hingga akhirnya beberapa naskah menulis dan cerpen masuk seleksi dan dibukukan. Kalau di hitung sekitar delapan puluh antologi dan puisi  yang masuk dalam pilihan terbaik untuk dibukukan.Â
Bersyukur dalam usia yang berbilang bisa mengenal dunia menulis dan merasakan hasil tulisan di baca banyak orang.Â
Buku antologi pertama kali berjudul "Ibuku Adalah" yang diprakarsai oleh grup ke penulisan UNSA [Untuk Sahabat] di bawah pimpinan Dang Aji. Antologi yang  berisikan tentang pengorbanan dan perjuangan seorang ibu. Â
Sejak saat itu banyak karya yang dibukukan serta apresiasi yang beraneka ragam dari berbagai buku, piala, sekedar pulsa,  baju kaos bahkan pernah mendapat satu paket  bad cover anak anak  dan sertifikat. Walau tujuan awal bukan untuk mendapatkan apresiasi dalam menulis menganggap semua nilai tambah dan bonus dalam  belajar menulis .Â
Semua dilewati  tidaklah dengan muda, dilihat dari usia yang berbilang, otak yang terkadang lemot apalagi dalam mengedit naskah.Â
 Kegagalan demi kegagalan  sering menghampiri namun semua menjadikan cambuk untuk terus maju. Menekankan pada diri mampu membuat kisah nyata  dan dalam sejarah perjalanan mimpi mimpi dari kecil bisa diujudkan .
Hingga akhirnya berbagi ilmu di sekolah sekolah di sekitar lingkungan tempat tinggal dan beberapa kali diajak untuk jadi pembicara dalam Lounching sebuah karya, namun tak menjadikan besar kepala dan sombong.Â
Apalah arti semua tanpa bantuan mereka mereka yang muda dan paham betul di dunia ke penulisan. Namun kebahagiaan di dunia baru hanya mampu dikecap sejenak, tuntutan seorang istri dan anak melebihi dari segala. Â Mereka lebih membutuhkan diri ini berada bersama mereka. Tak terasa lima tahun lebih tak menyentuh dunia menulis. walau tak menyentuh namun di hati tetap ada keinginan untuk menulis lagi.
Kita tak pernah tahu dengan jalan dan kejadian apa yang Allah beri, untuk memulai kembali menulis. Ternyata Allah memberi aku sebuah pengingat untuk memberi kemanjaan pada badan, diberi rasa sakit dan harus beristirahat total. Mungkin inilah jalan yang Allah beri untuk memulai menulis kembali dan memulai semuanya kembali dari tidak ketahuan. Kembali membuka jalan untuk tetap menulis walau harus dimulai dari nol lagi.
Namun sekarang tujuan menulis hanyalah memenuhi ruang diri untuk terus belajar agar otak tidak tumpul dan tetap bisa berpikir untuk menghasilkan karya walau terkadang tidak masuk dalam pilihan atau utama.Â
 Tujuan awal
* Belajar dan belajar,
* Tulis dan tulis
* Lalu endapkan ,Â
* Belajar editÂ
* Kirim
* Serta lupakan
Akan tetap menjadikan pedoman dalam menuli dan jika lolos itu suatu bonus dari jerih payah dalam belajar dan berkarya. Kegagalan pertama bangkit dan jika gagal kembali besarkan hati, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H