Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Jejak Kenangan Sebuah Pondasi Tanpa Cinta

1 Februari 2021   06:47 Diperbarui: 1 Februari 2021   07:07 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi m.liputan6.com

 Melihat dedaunan  basah oleh rinai hujan. Pikiran berlabuh pada kenangan yang pernah kita toreh bersama, yang berawal bukanlah tentang cinta sepasang kekasih namun sekedar rasa sayang antara dua sahabat.

Pondasi yang kita bangun kata mereka tidaklah kokoh karena tanpa kata cinta. Kita masih terus membangunnya tanpa mendengarkan kiri dan kanan yang bicara. 

Saat itu yang kita rasa hanyalah ikatan hati semakin erat dengan berbagai riuhnya kicauan burung yang terkadang tak menyukai tali yang kita rajut. 

Bahkan mereka sering membicarakan kita disaat kita tak ada. Bagi kita itu bukanlah suatu masalah yang berarti, tanpa mereka kisah kita tetap berjalan. 

 Tak terasa tiga tahun perjalanan kita, pondasi yang kita bangun hanya berdinding balai bambu sedangkan atapnya dari pelepah. Sesederhana inikah kisah yang kita agungkan dan rindu yang kita tebarkan.

Namun kita tetap berjalan, tak mengubah apa apa yang telah kita bangun hanya berdasar kata "sayang". Walau terkadang kaki, tangan, bahkan tubuh kita terluka terkena bulu bambu. 

Kalau hujan datang kita kehujanan karena pelepah itu masih celah. Impian yang selalu kita hidupkan agar suatu saat kita bisa membangunnya dengan lebih kokoh.

Walau kalimat "cinta" tak pernah keluar dari mulut kita berdua, hanya mengikuti naluri kita. 

Hingga waktu memisahkan kita sedangkan yang kita bangun belumlah selesai. Dengan perih yang terus menyayat setiap tubuh, melepaskan itulah jawabannya.

Pondasi kita ternyata benar belumlah kokoh karena tanpa cinta semestinya. Walau apa yang kita rintis bukan aku atau kau yang berada di dalamnya.  

Membiarkannya hingga waktu memberi kita untuk bersua namun terpisah kembali karena keadaan yang membuat kita saling menjauh tanpa pernah ada kata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun