"Banyak hal apa mas, kenapa dengan adek."
"Mas takut mengecewakan adek."
"Maksud mas, adek nggak paham."
"Mas takut keinginan kita pupus akan keadaan kita yang berbeda. Â Mas merasakan kegelisahan yang sangat berat. Mas lagi di uji dengan banyak hal, belum selesai yang ini sudah datang masalah yang lain. Mas tak ingin membagi permasalahan ini kepada adek karena mas sayang sama adek. Biarlah semua ini mas hadapi sendiri.Â
"Apa maksud kalimat mas, "takut keinginan kita pupus akan keadaan yang berbeda." Mas selagi kita hidup kita akan terus diberi ujian, diterpa banyak masalah itu kehidupan yang sebenarnya. Kita mencari cara untuk menyelesaikan semuanya. Sholat dan berdoa, minta petunjuk jalan yang terbaik, agar kita mampu melewati semua."
Andai kau tahu, aku takut tak mampu menyapamu lagi karena pekerjaan ini menyita waktu.
"Keadaan mas sekarang sangat berat dek, mas takut hanya menyapa adek disaat rasa rindu itu menggebu dan hanya sekejap untuk menghilangkan rasa ini.
" Masalah apa mas, coba ceritakan dengan jelas mungkin adek bisa bantu mas."
"Biarlah sayang, mas tahu siapa adek, adek memang orangnya keras tapi hatinya selembut sutra.Â
Mas tak ingin adek terlalu gelisah memikirkan mas. Mas tahu sifat adek, terlalu perduli. Mas tak ingin membebani adek, biarkan hidup mas yang hadapi sendiri. Mas hanya ingin adek tetap orang yang mas sayangi."
Lama tiada jawaban mungkin gangguan di sinyal karena aku sendiri tinggal di pulau jauh dari keramaian kota. Tak lama kemudian masuk pesan."