" Mas kangen kok, sama adek kalau dekat aja sudah mas gendong," kelitnya membela diri
Tapi  kasihan juga kalau lihat raut wajahnya seperti  kain pel,  dekil lagi. Sepertinya tak terawat. Hanya naluri seorang adikÂ
" Ya nanti adek kabari kalau ada," kataku sembari mencoret wajahnya di hape.
**
Wanita yang kau cinta kebetulan tak jauh dari tempat tinggal ku, suaminya satu kerjaan dengan suami adikmu ini. Namun aku ingin mas marah, marah dan marah  karena mas  laki laki yang tidak bisa marah. Di dikte istri aja  nggak marah,  hape di periksa istri nggak marah.Â
Kalau aku jadi  dia pasti aku sudah  marah marah.  Tinggal di perbatasan, di pulau juga apalah yang mau di curigai sama mas ku itu.
Aku suka kalau dia marah kalau marah pasti aku dimanja manja., Tapi itu dulu waktu kita masih dekat. Sekarang jauh bagaimana dia mau manjain. Kenangan terindah, selalu di manja dan di gendong, kalau mau sesuatu pasti dapat.
Kali ini aku mau buat pelajaran tuh sama istri yang sok menguasai suami, semua serba di dikte, padahal mas itu orang yang paling setia dan menjaga hati.
Beberapa hari setelah kepulangan aku dari Jakarta, aku menghubungi mantannya untuk datang ke rumah besok pagi.
" Ada apa, tumben !", Katanya sedikit keheranan.
" Datang aja besok ada kejutan untukmu," kataku lagi.