Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wanita itu Selalu Dalam Kalbunya

25 Desember 2020   08:30 Diperbarui: 25 Desember 2020   08:31 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Mungkin  dua puluh lima tahun kami tidak bertemu bahkan bertukar khabar pun tak pernah.  Sejak kedua orang tuaku dan orang tuanya meninggal. Aku sudah jarang pulang dan tidak mengunjungi orang tuanya. 

Sebagai saudara angkat bungsunya, pernah mencari keberadaannya namun tidak pernah tahu dan tak ada yang memberi tahu.

Hingga di awal oktober inbox di fb menyapa, subhanallah kakak angkat aku yang kerja di negeri seberang. Aku cerca dia dengan banyak pertanyaan 

"Kemana saja mas, kenapa tidak memberi khabar, lupakah dengan  adikmu, mentang aku hanya adek angkat jadi ndak perduli lagi," mungkin kalau tatap muka terlihat bagaimana kesalnya aku dengan dirinya.

"Ternyata adikku tidak berubah masih cerewet ya, gimana mau menjawab pertanyaannya banyak gitu," kata katanya membuat aku mengirimkan gambar orang manyun dan kesal dan lagi lagi dia selalu mampu mencairakan amarahku. 

Setelah dia bercerita panjang lebar, aku baru paham kenapa dia benar benar menghilang dan sudah berkeluarga di negeri orang. Mamak dan bapak pernah bercerita, itu padaku.

Kenapa wanita  itu tak pernah lepas dari ingatanmu, kalau dari mata perempuan tak ada yang istimewa dari wanita itu, biasa biasa saja, cantik juga nggak bahkan terlalu sederhana. 

Kenapa kakakku begitu mencintainya,kenapa masih menyimpan rasa, bukankah mereka sama sama sudah menikah. Aku cemburu, adiknya di nomer duakan. 

Ujung ujungnya aku yang kena repot, 

" Jadi gini mas!Cari kontak adek bukan kangen sama adek, malah minta adek mencari nomor wanita itu,!  Jawabku sewot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun