" Anak dipangku keponakan  dijinjing"
" Segala sesuatu bisa di musyawarahkan hingga mencapai mufakat,"
Memberi finansial yang cukup terhadap istri dan anak bukankah itu tanggung jawab pemberi finansial.
Mengurus orang tua bukankah itu kewajiban serta bentuk bakti anak terhadap orang tua yang telah melahirkan, menyusui, membesarkan, mencukupi kebutuhan dan keperluan kita sedari dalam kandungan.
Jika finansial kita lebih apa salahnya kita membantu kakak dan adik kita yang ekonomi  di bawah kita.
Masih ada lebih lagi apa salahnya kita membantu sekeliling kita. Kenapa merasa terbebani, bukankah dalam agama juga  kita di anjurkan berbagi terlebih pada keluarga. Bukankah akan bertambah pahala yang kita dapat.
Berarti apa yang saya rasakan selama ini termasuk generasi sandwich karena bukan hanya istri dan anak saja yang harus di biayai oleh suami, sebagai pemberi finansial.
Orang tua dari suami, untuk kakak dan keponakan dari suami sudah terlepas karena hidup mereka melebihi hidup kami sekarang. Waktu mereka masih sekolah suami yang membiayai.
 Kedua kakak dan adik dari saya,  serta keponakan anak dari adik bungsu yang dibiayai kuliahnya serta cucu dari kakak tertua yang sekarang tinggal di rumah. Apakah itu saya bilang beban. Tidak, semua ada bagian rezekinya dari suami. Selagi suami tidak mempermasalahkan semua berjalan dengan baik.
Kita pernah merasakan terhimpit dengan gaji yang tidak sesuai dengan pengeluaran. Sebagai seorang istri, saya menjelaskan kepada keluarga untuk sementara tidak bisa membantu seperti biasa karena keuangan yang tidak sesuai. Mereka memahami terutama dari keluarga saya.
Untuk orang tua di pihak suami, tidak pernah kita mengurangi kewajiban kita terhadap orang tua baik dari segi keuangan atau biaya pengobatan dan kebutuhan sehari hari.