Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seven As (Terlahir dari Rahim Seorang Ibu Sederhana)

3 Desember 2020   13:54 Diperbarui: 3 Desember 2020   13:58 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan papa sudah pensiun dari pegawai PTBA dan menghabiskan harinya dengan berjualan koran dengan sepeda tua dan topi koboi untuk melindungi kepalanya dari terik matahari.

Sewaktu papa kerja di PTBA, papa pernah mendapatkan sebongkah batu hitam yang papa jadikan hiasan di atas bufet.

Cerita papa, ada orang jawa datang bermain kerumah dan melihat batu itu.

" Pak Sueb, batu ini perlu dimandikan," dengan logat jawa yang kental.

" Batu biasa, kenapa harus dimandikan, ini hanya pajangan saja.," Kata papa sedikit tegas.

Papa tidak mau menjadi orang yang sirik dan nurut dengan batu. Tapi di malam lebaran, semua persediaan untuk lebaran sudah tersedia, tapi keesokan harinya semua persediaan tidak ada yang tersisa, habis tak tersisa.

Setidaknya sisa sisa ilmu dulu masih ada, papa tahu siapa yang menghabiskannya. Batu itulah yang menghabiskan dan papa lempar batu itu kedalam bak, tanpa ritual ritual yang di sarankan oleh orang jawa itu.

Sekarang  batu itu masih ada, yang di ambil oleh salah seorang keponakan papa, digunakan untuk media pengobatan. Tepatnya ada di Tanjung Enim.

Keluarga dari papa, hampir semua mampu mengobati orang ( kalau kami bilang itu jalur  dukun) lebih di kenal lagi pengobotan  secara spritual.

 Ada yang mengandalkan batu hitam, ada yang mengandalkan kalung, ada yang mencari obat obat hingga ke ujung  daerah atau pelosok hutan rimba dan ada juga yang sudah insaf dan meninggalkan semua. 

Papa tetap pada keimanannya, membuang segala yang jahat dari dirinya demi keutuhan rumah tangga papa.  Tak satu pun ilmu yang di turunkan ke pada anak anaknya kecuali mengajarkan mengaji dan sholat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun