Sepulang mama kerja mama memanggil
"An, serius mau beli sepatu kasogi," kata mama berulang kali
" Ya ma, lagi musim sepatu itu," kataku bersungguh sungguh.
Mama mengeluarkan sesuatu dari kantong belanjaannya,Â
"Pasti dompet," kataku dalam hati.
Ah... Mama mengeluarkan satu kilo terigu, satu kilo telor dan beberapa bahan lainnya. Belum sadar dari rasa kaget, mama bilang
" Mau sepatu, buat kue dan keuntungannya di kumpulkan, di tabung setelah cukup beli sepatu," kata mama dengan wajah serius
Aku merasa tertantang, dengan ajakan mama. Sejak itu setiap pagi setelah sholat subuh aku membuat bermacam  macam jenis kue dan di titipkan ke warung warung dan kantin sekolah.
Bisa dibayangkan berapa lama aku harus mengumpulkan uang untuk beli sepatu, uang terkumpul yang keluar malah sepatu merek lain, tapi berhubung niat hati membeli sepatu kasogi, aku tetap membelinya.
Hingga sekarang, bila menginginkan sesuatu tidak terlalu menggebu, aku akan nabung walau butuh lama dan terkumpul baru membeli apa yang aku inginkan walau sudah ada model yang baru.
Dari empat perempuan, anak anak mama hanya aku yang mengikuti jejak mama sekaligus jejak papa.