Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ketika Lelah Teramat dalam Perjalanan

28 November 2020   21:21 Diperbarui: 28 November 2020   21:36 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        " Biarkan orang berkata apa, berjalan terus tetap bersikap baik walau tidak di anggap,  kita tak butuh penilaian orang yang terpenting tetap jaga hati kita."

Aku akan tetap kuat seperti janjiku pada papa dulu. Sebelum aku melangkah, seakan papa memahami bahwa aku akan mengalami hal hal itu. Semua wejangan papa beri, apa yang papa bilang satu persatu terbukti. Sekali pun sudah diberi gambaran hati ini tetap terluka.

Jingga...

Bila kali ini aku memalingkan wajah sendu ku kebelakang  bukan karena ingin kembali pada masa laluku  dimana jingga menawarkan warnanya untuk aku singgahi.

Aku hanya ingin sejenak bersama menghabiskan waktu senja untuk menyentuh malam dan mencoba menyusun kembali puzzel  puzzel  kehidupan yang membawa pada luka, mengenal arti hidup dan kehidupan.

Kembali menata hati tanpa ada dendam, kecewa, amarah. Berjalan sebagaimana Allah membimbingku. Semua akan terbuka pada waktunya.

Bila aku mampu memilih mungkin aku akan memilih jalan kehidupanku. Fitnah itu lebih menghancurkan bathin dari pada saat menerima ketentuan Allah tentang sakit yang diderita suami.

a. Sakit yang di derita suami, dua kali operasi jantung, sekali operasi di otak. Bolak balik rumah sakit di Jakarta, aku masih bisa menjadi istri yang tangguh tanpa keluh kesah, hadapi sendiri.

b. Ketika anak gadis bolak balik di meja operasi aku tetap menjadi ibu yang kuat, semua diurus sendiri karena keadaan suami saat itu tidak memungkinkan 

C. Si sulung pun bolak balik di meja operasi tumor di tenggorokan terlambat sedikit bisa bahaya. Aku tetap menjadi ibu yang kuat, menghadapi semua sendiri di Jakarta.

Tapi ketika kepulangan dari ibadah Haji, seminggu kemudian mendengar fitnah itu,aku tumbang. Dalam satu minggu badanku turun mengejutkan, sepuluh kilo!. Terkapar sakit, tapi suami memberikan kekuatan padaku agar melupakan semuanya, bagaimana pun itu orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun