Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Mimpi Itu Nyata, Waktunya Melineal Wujudkan Mimpi untuk Pergi Haji Sedari Muda

1 Oktober 2020   23:03 Diperbarui: 1 Oktober 2020   23:09 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Siapa yung tidak ingin berangkat haji dalam usia yang terbilang muda, tenaga masih ada, jalan masih gagah, sesulit apapun perjalan ibadah itu mampu terlewati dengan baik. 

Saat mereka membicarakan soal keberangkatan mereka, aku hanya bisa terdiam karena aku tahu kemampuanku untuk berangkat ibadah haji, dari segi kesehatan dan tenaga mungkin tidak diragukan  tapi jauh dari finansial karena keuangan  tak memungkinkan, sakit yang di derita suami membutuhkan uang yang lebih banyak. Mengalahkan keegoisan, rasa iri dan minder  adalah hal yang lebih disukai  oleh Allah dari pada sekedar pergi haji.

Namun jauh di lubuk hati, aku selalu berdoa agar Allah meujutkan keinginan dan niatan hati untuk tawaf dan lempar jumroh. Menghabiskan waktu di rumahNya dengan khusuk.

Perbincangan aku dan suami adalah doa doa kami yang tanpa kami sadari bakal terujut tanpa tahu dengan jalan apa. 

" Mas, 2015 ini kita daftar haji ya, kalau kita daftar, insyaallah tahun 2020 kita bisa berangkat, dan anak anak pun sudah bisa ngurus diri mereka sendiri kita ikutan tabungan haji Tabungan Haji Bank Danamon Syariah  ," ujarku  sembari melipat baju.

"Amiin," ucapan yang keluar dari mulut suamiku.

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi
Kita hanya bisa berencana namun penentu segalanya Allah. Sepulang kerja suami bercerita ada seleksi  haji untuk karyawan dan istri, tapi pendaftarannya tinggal besok. 

Mana mungkin bisa mengurus surat surat dalam tempo satu hari. Sebagai seorang istri, aku memberi semangat dan berkata ," serahkan semua dengan Allah, yakin Allah akan memberi hasil yang terbaik bagi kita, mungkin ini jalannya dari Allah.

Siapa yang menyangka semua dipermudakan dari mengurus surat surat hingga tanda tangan. Semua berjalan dengan mulus,padahal yang sudah sudah mengurus surat itu beminggu minggu. 

Alhamdulillah, semua di permudakan dan tiba waktu untuk seleksi, suami merasa ragu namun aku meyakinkan ,bismillah  semoga semua berjalan dengan baik di sini istrimu akan membaca yasinn serta berdoa semoga semua di lancarkan.

Singkatcerita dari seleksi haji perusahaan suami berada di peringkat satu, alhamdulillah niat awal mau daftar haji 2015, Allah memberi jawaban 2015 kita berangkat walau hanya mempunyai tabungan sedikit,(karena yang di bayar perusahaan hanya punya suami). Niat ibadah bukan untuk belanja dan jalan jalan., Semata karena ibadah.

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi

 Alhamdulilah semua rangkaian ibadah berjalan dengan lancar walau butuh perjuangan untuk menggapai semuanya. Ujian demi ujian terus bergilir, musibah demi musibah, Allah tahu bagaimana umatnya berusaha untuk menjalani semua, kejadian demi kejadian. Di sinilah kita di tuntut untuk sigap, cekatan, tanggap akan situasi yang kita hadapi, seluruh dunia berkumpul di sana.

Lelah yang di rasa terbayar dengan semua rutinitas yang dilakukan setiap hari. Di sini merasakan betapa waktu cepet berjalan, ibadah yang tak putus. Bisa menyelesaikan rangkaian ibadah bagiku sudah cukup, walau orang berkata apa. Di tanah suci ini banyak pelajaran bagiku secara pribadi, bagaimana Allah memperlihatkan satu persatu kekacauan dunia secara kelompok atau individu . 

Saat kita muda, kita bisa mempergunakan mata untuk melihat bagaimana kekuasaan Allah, beribu ribu orang dari beberapa penjuru, berharap pada satu kiblat.

Saat kita muda , di mana telinga mampu mendengar keluh kesah, tangisan, taubat, memohon pada Nya satu kebaikan. Di mana tangan masih mampu untuk membantu sesama tanpa memandang siapa dan apa. 

Di saat kaki masih kokoh untuk berjalan tanpa bergantung pada orang, merasakan setapak demi setapak menuju kehidupan baru. Nikmat mana lagi yang harus aku kejar kecuali bersimpuh, menangis, memohon, ikhlas  akan semua ketentuan di permadani yang terbentang.

Bila Kau izinkan, aku ingin kembali dan menghabiskan waktu di pelataran masjid_Mu tak ingin melewati setiap momen yang berharga yang tidak ku dapati di dunia maya. Tanpa sandiwara, tanpa kesombongan karena di mata_Nya semua tiada arti

Palembang, 1 oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun