Apa yang harus ia katakan!
Bagaimana harus menjelaskan!
Dari mana harus ia memulai!
Ketika rasa ini menghujat dirinyaÂ
Otaknya memerintahkan, datanglah dan katakan
Tapi hatinya menyentuh, biarkan dia dalam sunyiÂ
Jangan kau usik sunyinya
Kau tahu dia pasti memarahi dirimuÂ
Raut wajahnya seakan menua padahal usianya tak jauh berbeda
Wajahnya termakan serbuk kayu
Tubuhnya pun coklat termakan kegigihan
Rambutnya pun telah memutih, tapi itu bukan usianya
Andai saja ia tahu sejak mula mungkin ia bisa menghiburmu tapi dia tak butuh itu
Begitu dalamnya, dia menyayanginya
Hingga mampu menyimpannya puluhan tahun
Sahabat hati
Hadirnya adalah pelipur laramu
Walau tak termiliki
Senyumnya bahagiahmu
Ketika iya mengumbar senyumnya
Saat ia mengenalmu dan sampai detik inipunÂ
Dia tetap menjaga rasa ini, rasa yang terkadang mampu menghujat setiap kata.
Rasa bersalah dirinyalah yang sering meragukan langkah.
Sahabat hati...
Ia tahu lukamu
Ia tahu kecewamu
Ia tahu rasamu
Ia tahu dia merindu
Tapi katamu membuat ia diam
Sayangmu membuat ia menangis
Senyummu membuat ia merasa bersalah
Karena kau tak pernah berkata jujur ...
Palembang, 14022020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H