Dulu dia menangis sedih, kini dia tersenyum bahagia. Begitulah kira-kira gambaran Masjid Islamic Centre Dato Tiro Bulukumba. Beberapa tahun silam, kami membuat tulisan berjudul: “Tangis” Masjid Islamic Centre Bulukumba.
Tulisan yang kami muat di Kompasiana.com itu berisi latar-belakang pendirian masjid Islamic Centre Bulukumba yang digagas dan diawali pembangunannya oleh Bupati Bulukumba (periode 1995-2000, dan 2000-2005), Patabai Pabokori.
Pada masa pemerintahan Patabai Pabokori, dimulailah pembangunan Masjid Islamic Centre Bulukumba yang berlokasi di depan Kantor DPRD Bulukumba, jalan poros provinsi, kilometer 151 dari Makassar.
Pada peresmian gedung DPRD Bulukumba (kalau tidak salah tahun 2002), sejumlah pengusaha, pejabat, dan dermawan mengutarakan secara terbuka kesediaan mereka memberikan bantuan, baik berupa dana, maupun material (semen, pasir, batu bata, batu merah, batu kali, dll).
Andi Syukri Sappewali yang menjabat Bupati Bulukumba periode 2005-2010, nyaris tidak berbuat apa-apa untuk pembangunan Islamic Centre. Pembangunan bidang keagamaan yang cukup bagus di era Patabai Pabokori, juga seolah-olah dianak-tirikan oleh Andi Syukri.
Melihat kondisi tersebut, maka kami pun berandai-andai bahwa seandainya Masjid Islamic Centre Bulukumba bisa bicara, tertawa, dan menangis seperti manusia, mungkin dia sudah lama menangis, karena sudah dua bupati berlalu, masjid itu belum bisa digunakan hingga.
Malahan dalam lima tahun kepemimpinan Andi Syukri, pembangunan Masjid Islamic Centre nyaris tidak tersentuh sama sekali. Karena itulah, masyarakat Bulukumba menaruh harapan besar kepada H Zainuddin Hasan, selaku Bupati Bulukumba periode 2010-2015.
Masyarakat Bulukumba berharap mantan Bupati Pohuwato, Provinsi Gorontalo, dapat melanjutkan dan menuntaskan pembangunan Masjid Islamic Centre Bulukumba, karena pada saat berkampanye sebelum terpilih menjadi bupati, Zainuddin Hasan berjanji akan melanjutkan pembangunan Masjid Islamic Bulukumba.
Janji itu tertuang dalam kontrak politik yang ditandatangani Zainuddin Hasan pada 22 Februari 2010, poin empat.
Secara keseluruhan, ada tujuh poin janji politik Zainuddin Hasan ketika itu, yang didahului dengan ikrar bahwa apabila terpilih sebagai Bupati Bulukumba pada periode 2010 – 2015, maka dirinya siap melaksanakan amanah rakyat dengan baik, jujur, serta bersedia melakukan tujuh hal.
Pertama, gaji dan tunjangan bupati selama 5 (lima) tahun disumbangkan kepada pembangunan dan pembinaan sosial keagamaan di wilayah Kabupaten Bulukumba. Kedua, Zainuddin Hasan akan menyiapkan dana bergulir pribadi tanpa bunga untuk memberikan bantuan penguatan modal kepada pengusaha ekonomi sebesar Rp 5 miliar se-Kabupaten Bulukumba selama 5 (lima) tahun.
Ketiga, Zainuddin Hasan akan menggunakan kendaraan milik pribadi dengan plat dinas dalam rangka operasional pelaksanaan pemerintahan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.
Keempat, dirinya siap melanjutkan pembangunan Masjid / Islamic Center Kabupaen Bulukumba yang sementara dalam pelaksanaan. Kelima, pernyataan dalam kontrak politik ini berlaku hanya kepada diri Zainuddin Hasan sebagai bupati.
Keenam, dirinya siap membangun Bulukumba dengan segenap elemen masyarakat dengan jiwa dan hati yang ikhlas untuk masyarakat Kabupaten Bulukumba. Ketujuh, apabila pernyataan ini tak dipenuhi maka Zainuddin Hasan selaku bupati akan dengan sukarela mengundurkan diri dari jabatan tanpa paksaan dari pihak manapun.
Dalam dua tahun pemerintahannya bersama (almarhum) Syamsuddin, Zainuddin Hasan memang belum berhasil memenuhi janjinya. Barulah pada tahun kelima atau tahun terakhir pemerintahannya, Masjid Islamic Centre Bulukumba berhasil diselesaikan pembangunannya.
Kini, Masjid Islamic Centre “Dato Tiro” Bulukumba berdiri megah dan menjadi salah satu ikon kota Bulukumba. Masjid Islamic Centre “Dato Tiro” Bulukumba, bukan hanya menjadi tempat shalat bagi umat Islam, melainkan juga dapat digunakan untuk berbagai kegiatan, termasuk untuk acara-acara pertemuan dan pengantin.
Jangankan wisatawan yang memang ingin berekreasi ke Bulukumba, masyarakat yang melakukan perjalanan dan kebetulan melintas di depan Masjid Islamic Centre “Dato Tiro” Bulukumba pun banyak yang akhirnya singgah untuk shalat atau sekadar memandang, memotret, atau berfoto-ria alias selfie dengan latar masjid tersebut.
Kini, Masjid Islamic Centre “Dato Tiro” Bulukumba tidak lagi menangis. Sebaliknya, Masjid Islamic Centre “Dato Tiro” Bulukumba kini tersenyum riang, karena banyak orang yang mengunjungi atau memanfaatkannya untuk beribadah atau sekadar berekreasi.
Senyum Masjid Islamic Centre “Dato Tiro” Bulukumba, insya Allah akan membawa berkah bagi pemerintah dan masyarakat Bulukumba.
Terima kasih Bapak Zainuddin Hasan dan almarhum Bapak Syamsuddin. Terima kasih telah merampungkan pembangunan Masjid Islamic Centre “Dato Tiro” Bulukumba. Insya Allah karya dan prestasi tersebut menjadi amal jariyah bagi bapak berdua dan bagi semua orang yang turut memberi andil atas prakarsa dan atau pembangunan Masjid Islamic Centre “Dato Tiro” Bulukumba. (Asnawin Aminuddin/WNI yang lahir dan besar di Bulukumba)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H