Setelah ditunggu beberapa lama semua calon muncul dan menyampaikan visi misi mereka di podium. Ketika panitia menyiapkan alur dan teknis pemungutan suara, tiba-tiba 4 orang calon mengundurkan diri dan menyerahkan suara mereka kepada salah satu calon yang mereka tunjuk. Hal ini otomatis penggiringan suara para pendukung calon yang mengundurkan diri kepada calon yang mereka tunjuk.
How can it be???
Untuk para pemain di dalam kongres ini saya ingin menyampaikan bahwa apakah kalian tidak memperhitungkan social cost yang sudah kami (peserta kongres) keluarkan demi kongres ini. Ada ibu-ibu yang meninggalkan empat orang anaknya, ada ibu hamil 7 bulan, ada puluhan orang yang meniadakan tidur siang di hari Sabtu, ada puluhan orang yang menunda tidur malamnya, ada ratusan mahasiswa yang mengalihkan waktunya selama 16 jam dari belajar menjelang UTS, ada ratusan manusia menunda makan malamnya sampai jam 00.00Â SEMUA DEMI KESEMPURNAAN KONGRES.
Kalian para calon ketua umum yang mengundurkan diri setelah visi misi, mengapa kompak melakukan hal yang sama? mengapa tidak mengundurkan diri ketika dipodium? mengapa kami harus menunggu kehadiran kalian dengan dinamika emosi ternyata kalian mengundurkan diri? mengapa kalian tidak terlihat gagah dan berwibawa dengan menyerahkan suara kalian kepada 2 orang yang tertinggal? kenapa permainan kalian begitu mudah sekali ditebak dan merugikan banyak orang?
Oleh karena itu saya menjadi peserta penuh yang pertama kali menyatakan GOLPUT di atas panggung persidangan. Dengan fisik lelah dan hati yang begitu perih saya tinggalkan ruang kongress level pascasarjana IPB pada pertengahan malam (pukul 00.00). Dengan tenaga yang tersisa saya langkahkan kaki di remang-remang kampus yang katanya 5 besar di Indonesia ini. Diperjalanan ke kostan yang sekitar 500 meter, saya bertemu 3 kelompok pemuda yang duduk berkumpul di luar pagar kampus dengan dihiasi botol minuman dan cantiknya hembusan asap rokok, disalah satu kelompok itu ada seorang perempuan berambut panjang menggunakan hotpans hitam dan tanktop putih.
Sepuluh (10) tahun kedepan, yakinlah generasi dalam kongres ini yang akan memimpin Indonesia. Dan malam ini saya sudah dapat melihat miniatur dinamika politik yang akan terjadi nanti. Sukarno, seandainya engkau masih hidup saya akan berusaha datang padamu untuk menyampaikan tulisan ini, dan inilah potret pemuda generasi di bawah mu. Asnani
Dramaga, Bogor 27 Oktober 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H