Subuah SMS masuk dari seorang teman yang meminta tolong untuk mengecek surat permohonan pengrimiman delegasi Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) di ruang sekretariat PWD. Kemudian saya balas SMS itu bahwa saya akan mengeceknya besok. Namun tak berapa lama kemudian saya langsung saja mengirim SMS kepada pengelola prodi prihal surat tersebut, ternyata surat sudah masuk pada tanggal 15 Oktober 2013.
Keesokannya saya mampir ke prodi dan membaca surat tersebut beserta lampiran2nya (Surat Delegasi Kongres (Form A), Perubahan surat delegasi kongres (Form B), jadwal acara, Formulir bakal calon ketua umum Forum Wacana IPB, daftar peserta penuh kongres XI Forum Mahasiswa Pascasarjana IPB 2013 dan beberapa dokumen Rancangan Ketetapan). Pengelola prodi mengatakan bahwa: "siapa saja yang akan menjadi delegasi diserahkan sepenuhnya kepada mahasiswa". Oleh karena itu saya inisiatif untuk membawa surat itu beserta dokumennya untuk saya umumkan kepada teman2 baik S2 maupun S3 (kebetulan saya akan bertemu mereka pada perkuliahan Makro Ekonomi).
Dari 5 Kuota yang didapat oleh PWD, saya hanya berhasil menjaring 3 orang (termasuk saya) untuk menjadi peserta delegasi tersebut. Sementara temn-teman yang lain tidak tertarik untuk mengikutinya dengan berbagai alasan, diantaranya: menjelang UTS, khawatir kedepannya akan diminta jadi kordinator acara ini dan itu. Baiklah, itu adalah hak mereka dan saya harus bersyukur setidaknya ada teman (Idealisme masih tinggi nich). Selanjutnya saya langsung meminta tanda tangan dari ketua prodi sebelum diserahkan kepada panitia. Prodi menanyakan mengapa hanya tiga orang? coba hubungi kakak tingkat 2012 !. Oleh staf disana saya diberikan no hp salah seorang kakak tingkat, kemudian saya hubungi berkaitan dengan delegasi tersebut. Ternyata beliaupun tidak tertarik. Tidak lupa saya berpesan bahwa jika ada teman-teman yang lain ingin ikuti, masih ada kesempatan perubahan delegasi sampai tanggal 25 Oktober. Beliau itu cuma bilang "terimakasih".
Hari itu saya putuskan untuk memasuki nama 3 orang tersebut untuk mengikuti kongres pada tanggal 26 Oktober karena hari itu (24 Okt) adalah hari terakhir pendaftaran. *Masih mengikuti prosedur yang berlaku#
Acara kongress XI ini dilaksanakan di Gd. Sylva Pertamina Fakultas Kehutanan dimulai pukul 08.00-18.00 sesuai jadwal yang terlampir. Dengan pakaian yang rapi, dan bersepatu saya dengan senang hati menuju lokasi dan tiba disana sebelum jam 08.00. Kemudian saya registrasi jam 08.00 kemudian memilih tempat duduk yang nyaman. Panitia nampak siap dengan tugasnya masing-masing, namun yang menjadi pertanyaan saya? mengapa diawal ini panitia di dominasi oleh kaum adam? hanya ada 2 panitia perempuan yang terlihat (notulen dan yang akan memimpin menyanyi Indonesia Raya). Baiklah, mungkin yang lain belum datang.
Jujur baru kali ini saya mengikuti acara yang benar-benar on time acara dimulai pukul 09.00 (dalam hati mulai simpati dengan cara kerja para panitia). Semua kursi yang tersedia penuh, namun saya lupa jelasnya berapa jumlah peserta yang hadir. Pada sambutan ketua umum bahwa kongres ini adalah kongres terbesar sepanjang sejarah. Artinya jumlah pesertanya sangat banyak. Tentu saja karena mahasiswa baru IPB pada tahun ini meningkat drastis, jadi ini adalah sebuah kewajaran dan bukan sebuah prestasi.
Masuklah pada sesi Sidang Pendahuluan yang membahas jadwal acara, tatatertib kongress, dan pemilihan pesidium sidang yang di fasilitasi oleh SC. Tidak ada masalah dengan jadwal dan forum sepakat jam 18.00 selesai. Sidang mulai menunjukkan reaksi ketika membahas tata tertib sidang perihal peserta kongres. Peserta kongres terdiri dari peserta penuh dan peserta peninjau. Peserta penuh merupakan perwakilan prodi (termasuk saya nich) yang memiliki hak bicara dan suara. Sementara peserta peninjau adalah utusan dari organisasi pascasarjana lingkup IPB dan Forum Wacana Daerah, merka hanya memiliki hak bicara namun tidak memiliki hak suara.
Sidang mulai panas ketika ada beberapa orang di luar ruangan datang membawa surat delegasi dari prodi, namun oleh panitia tidak diperbolehkan karena telah melewati batas waktu yang telah ditetapkan. Alasan para teman-teman yang baru datang ini adalah karena sebelumnya mereka tidak mengetahui acara tersebut dan tidak sampainya undangan Forum Wacana ke prodi mereka. Wahhh beberapa peserta kongres mulai mencari-cari kesalahan panitia nich, dengan meminta menunjukkan surat/bukti bahwa panitia telah menyampaikan surat ke prodi.
Saya masih menjadi pengamat yang setia, suara-suara keras mulai terdengar sahut menyahut. Beberapa tangan yang gemetar saling tunjuk menunjuk dan beberapa orang mulai tidak lagi duduk manis ditempatnya bahkan sudah berjalan di koridor ruangan sambil mengayun ayunkan microphone. Bahkan ada juga peserta perempuan di belakang saya berkata"pimpinan sidang!, pimpinan sidang!" berulang-ulang. Saya tahu mereka meminta waktu untuk berbicara. Namun suara mereka tidak didengar lagi-lagi yang punya kesempatan bisacara adalah peserta laki-laki. *Hati saya mulai gelisah nich#
Saya hanya mencatat komentar saya dalam hati bahwa kongres ini level pascasarjana loh, di dalamnya ada calon master dan doctor. Saya melihat panitia sudah bekerja maksimal mengapa teman-teman yang baru datang begitu manja sehingga keterlambatan mereka harus dimaklumi dan masih saja memaksa untuk masuk mengikuti kongres. Mengapa pula ada beberapa teman di dalam forum harus sebegitu kerasnya memperjuangkan mereka masuk dengan mengabaikan substansi dari kongres tersebut?. Sampai-sampai SK secagai SCpun harus dipertanyakan dan mengatakan bahwa SK itu sakral? yah mungkin itulah wujud kekritisan mereka. Sementara peserta perempuan hanya bisa berkomentar dengan teman disampingnya menambah hiruk pikuk ruangan tersebut (termasuk saya).
Ada satu perhatian saya saat itu yaitu dua orang notulensi (laki-laki dan perempuan) justru sibuk sendiri ngobrol, mereka tidak mencatat sanggahan, saran, informasi, atau yang lainnya. Melihat itu saya merasa kasihan dengan teman-teman yang sudah saling otot-ototkan memperjuangkan pendapatnya. Olehkarena itu saya berdiri dan mengacungkan tangan mohon bicara kepada pimpinan sidang (Lagi-lagi gagal). Lalu saya inisiatif menghampiri notulen itu dan mengatakan bahwa: "perubahan redaksional yang tadi belum dicatat, ini adalah dokumentasi yang sangat penting!". Mereka hanya bilang: "sudah mba!". Tapi kenyataanya di slide tidak ada perubahan apa-apa. (Bagaimana ini)