Modul ajar merupakan salah satu dokumen administrasi yang wajib dipenuhi oleh guru dalam memberikan materi di kelas berdasarkan ketentuan Kurikulum Merdeka. Dokumen ini membantu guru untuk melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar sesuai Tujuan Pembelajaran.
Bagi mahasiswa jurusan S1 Pendidikan, tentu penting untuk mengetahui bagaimana sistematika penyusunan Modul Ajar dan apa saja dokumen pendukung yang dibutuhkan. Dengan memahami prinsip Modul Ajar, tentu tidak akan membebani saat penyusunannya.
Di bawah ini adalah ulasan tentang cara menyusun Modul Ajar dengan menyesuaikan Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Profil Pelajar Rahmatan Lil 'Alamin (P2RA), dan Capaian Pembelajaran (CP).
Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Rahmatan Lil 'Alamin (RA)
Hal-hal yang perlu dipahami dalam menerapkan P5 pada pembelajaran adalah nilai-nilai P5 itu sendiri. Terdapat beberapa dimensi nilai yang menunjukkan sikap, perilaku, jati diri sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia yang meliputi:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
2. Berkebhinekaan global
3. Bergotong-royong
4. Mandiri
5. Bernalar kritis
6. Kreatif
Juga dalam mengamalkan nilai-nilai pelajar Islam yang moderat, yang meliputi:
1. Berkeadaban (ta'addub)
2. Keteladanan (qudwah)
3. Kewarganegaraan dan kebangsaan (muwatanah)
4. Mengambil jalan tengah (tawasuth)
5. Berimbang (tawazun)
6. Lurus dan tegas (i'tidal)
7. Kesetaraan (musawah)
8. Musyawarah (syura)
9. Toleransi (tasamuh)
10. Dinamis dan inovatif (tatawwur wa ibtikar)
Contoh Input Komponen P5RA dalam Modul Ajar
Dalam menuangkan nilai-nilai atau elemen Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil 'Alamin, guru dapat meletakkannya setelah komponen identitas atau setelah kompetensi awal atau setelah komponen tujuan pembelajaran, dengan poin-poin sederhana.
Pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Fase D, guru dapat memberikan nilai P5RA dalam kisah teladan, seperti (1) Beriman Kepada Allah, Nabi, dan Kitab-Nya; (2) Menghargai dan menghormati hak sesama manusia; dan (3) Meneladani sikap bijaksana.
Dari 16 nilai yang ada di atas, guru dapat menyesuaikan mana yang bisa didapat siswa dari materi yang akan disampaikan. Nilai-nilai tersebut yang akan menjadi patokan arah pembelajaran guru dalam memberikan materi yang akan disampaikan.
Format Modul Ajar Kurikulum MerdekaÂ
Modul Ajar dengan landasan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) memiliki 3 komponen wajib yang harus dimuat di dalamnya. Ketiga komponen tersebut adalah (1) Tujuan Pembelajaran; (2) Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran; (3) Asesmen.
Komponen pertama, Tujuan Pembelajaran diambil dari Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang telah disusun oleh Direktorat KSKK Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, atau guru dapat menyusun sendiri dari Capaian Pembelajaran yang dirilis oleh Kemendikbud Ristek.
Dokumen ATP dan CP dapat diunduh melalui internet di halaman resmi Kemenag dan Kemendikbud secara gratis. Harus diingat, setiap Modul Ajar hanya perlu diisi satu Tujuan Pembelajaran yang telah disesuaikan dengan CP.
Setelah menuliskan Tujuan Pembelajaran, uraikan kembali menjadi beberapa point dalam bab Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran (KKTP). Guru harus menguraikan menjadi beberapa poin berurutan agar siswa dapat mengerti apa saja yang akan dipelajari
Contoh:
Tujuan Pembelajaran
Menganalisis tata cara bersuci dari hadas dan najis untuk membangun pola hidup bersih dan sehat dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
1. Pengertian hadas dan pengertian najis
2. Dalil perintah bersuci dari hadas dan najis
3. Macam-macam hadas dan najis
4. Tata cara bersuci dari hadas dan najis
Menyusun Kegiatan Pembelajaran dengan Prinsip Siswa Aktif
Dalam kegiatan pembelajaran, selalu terbagi menjadi 3 tahap, yaitu (1) Pembukaan (2) Inti (3) Penutup. Kegiatan yang pertama yaitu Pembukaan, terdiri dari beberapa tahapan lagi, berupa (1) salam (2) menyapa (3) menyanyikan lagu nasional (4) memeriksa kebersihan dan kerapian (5) memeriksa dan mengisi daftar hadir (6) memberi pertanyaan pemantik.
Contoh:
Kegiatan Pembelajaran:
1. Pembukaan
2. Salam & Sapa
3. Menyanyikan lagu Indonesia Raya
4. Memeriksa kebersihan dan kerapian
5. Memeriksa dan mengisi daftar hadir
6. Memberi pertanyaan pemantik
Selanjutnya, kegiatan inti disusun dengan prinsip siswa aktif. Jika guru dapat melaksanakan kegiatan berdiferensiasi, lebih diutamakan untuk membuat kelompok berdasarkan profil belajar siswa masing-masing (auditori dan visual). Guru hanya boleh memberikan materi pembuka, agar siswanya berkesempatan untuk mengeksplorasi dari berbagai sumber.
Contoh:
B. Inti
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
2. Setiap kelompok diberi bahan materi
3. Setiap kelompok diminta untuk mencari apa pengertian hadas, najis dan dalil perintahnya
4. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
*Cara presentasinya bervariasi. Misal: presentasi biasa, window shopping dll.
C. Penutup
Ketiga, kegiatan penutup diisi oleh evaluasi atau asesmen formatif, dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan atau metode unik lainnya. Setelah bagian penutup, maka kegiatan pembelajaran selesai. Selanjutnya adalah menuliskan asesmen yang dipakai saat pembelajaran.
Contoh Asesmen Formatif:
Asesmen Formatif
1. Pertemuan ke-1: dengan lisan
   Tuliskan pertanyaannya
2. Pertemuan ke-2: dengan soal tertulis
   Tuliskan pertanyaannya
3. Pertemuan ke-3: dengan soal tertulis
   Tuliskan pertanyaannya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI