Mohon tunggu...
Asnal Inal
Asnal Inal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Halu Oleo

Saya Mahasiswa sastra Indonesia di Universitas Halu Oleo, saya memiliki hobi football.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepanjang Menghadapi Ibu, Aku Benar-benar Kehilangan Bahasa

1 Juni 2022   17:00 Diperbarui: 1 Juni 2022   17:06 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun Aldi menyampaikan pada ibunya agar merelakan rumah warisan neneknya, biarlah dijual dan hasilnya dibagikan saja kepada saudara-saudara ibunya, yang di mana Aldi tidak mau ibunya terlibat persengketaan yang menguras hati. Karena mereka pun tak mempunyai kekuatan finansial untuk bertahan, dan ibu Aldi pun mengalah dan merelakan rumah yang telah memberinya banyak kenangan hidup itu, kini menjadi milik orang lain. 

Dan mereka pun memutuskan untuk pindah ke rumah kontrakan baru Aldi di kota. Selama hidup di kota Aldi seringkali melihat ibunya berdoa sambil menunjuk gambar di brosur, brosur itu adalah pemberian dari ibu Irma tetangga mereka di desa dan entah kenapa merekapun dipertemukan kembali di kota tempat mereka tinggal saat ini. 

Ya brosur yang dibawa ibu Irma semalam, membuat Ibu Aldi berkeinginan berangkat umrah, sontak kemudian Aldi pun menghampiri ibunya, Aldi pun bertanya kepada ibunya dengan menggunakan bahasa isyarat "Ibu ingin umrah"tanya Aldi seraya menujuk gambar di brosur itu, Ibu Aldi pun mengangguk dan menghilangkan kedua tangannya sebagai tanda keinginan yang sangat mendalam. Aldi mencoba mengkalkulasi biaya yang dibutuhkan ibunya jika berangkat bersama Bu Irma. 

Tabungannya pun sudah cukup, kendatipun rencana membayar uang muka rumah harus ditundanya, Aldi pun mengiyakan keinginan ibunya untuk berangkat umrah, sontak Ibu Aldi mengacungkan jempol untuk memastikan apakah Aldi benar-benar menyetujuinya. 

Balasan dua jempol Aldi membuat ibunya bertepuk tangan. Ibu Aldi bergegas ke dalam rumah untuk mengambil sesuatu yang entah apa, menyuruh Aldi menunggu di tempat duduk saja. Ibu Aldi mengambil tabungannya selama ini, ia rasa dengan tabungannya bisa berangkat ke tanah suci, 

Di sana ia akan berdoa untuk keselamatan Aldi kata ibu Aldi. Aldi pun sontak kaget, bukan tumpukan uang yang membuatnya terpelongo tetapi secarik kertas lusuh yang menempel di penutup kaleng yang menyimpan tabungan ibunya. 

Aldi yang melihat tahun yang ditandai sebagai awal hari menabung, membuat Aldi sempat menghitung berapa lama sudah waktu yang ditempuh ibunya mengumpulkan uang-uang tersebut. Aldi berkata kepada ibunya untuk menggunakan tabungannya saja, ucap Aldi dengan terbata-bata, Ibu Aldi bengong, Aldi lupa kalau ternyata ibunya tak bisa mendengar. Ia pun menjelaskannya dengan menggunakan bahasa isyarat supaya dipahami oleh ibunya. 

Dan akhirnya Ibu Aldi pun menggelengkan kepala, rupanya bukannya tidak mengerti tetapi ibu Aldi mengira kalau Aldi yang mau membiayai perjalanan umrahnya, Ibu Aldi pun terharu akan niatan Aldi. Lalu Aldi menyampaikan kepada ibunya kalau besok ia akan mengantarkannya ke rumah Ibu Irma untuk mendaftarkan umrah agen perjalanan yang ditawarkannya. 

Namun Aldi sontak berpikir bahwasanya ibunya tak mungkin berangkat ke tanah suci tanpa dirinya, karena yang memahami kondisi dan kebutuhan ibunya hanyalah Aldi sendiri. Dan mereka pun bersepakat untuk berangkat umrah bersama.

Sebulan sudah, tapi belum juga ada kabar keberangkatan seperti yang dijanjikan. Aldi mencoba mencari tahu dampak penyebab keberangkatan mereka tertunda. Dan menurut agen regulasi di Arab Saudi sedang bermasalah yang menyebabkan ada penyesuaian jadwal terbaru dengan pihak maskapai serta alasan-alasan teknis yang membuat Aldi semakin bertanya. 

Aldi pun mengkonfirmasi keberangkatannya ke kantor pusat agen perjalanan umrah, dan justru yang didapati adalah jawaban yang bertele-tele. Sesaat kemudian Aldi mencoba membuka siaran televisi yang menayangkan berita penggelapan dana jamaah umrah yang dilakukan oleh pemilik agen perjalanan yang mereka percayai itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun