"Ketika matahari bersinar terik sekitar siang hari, bantaran sungai yang lembab di atas air terjun menghadirkan pemandangan indah, kilauan sekumpulan kupu-kupu orange, kuning, putih, dan hijau yang ketika diganggu beterbangan kupu-kupu di udara membentuk awan yang berwarna-warni." Â Â (Alfred Russel Wallace, Juli -- November 1857)
Setelah berjalan naik-turun tangga sejauh kurang lebih 800 meter, sampailah kami di Danau Pasir Putih. Danau yang tenang dengan air berwarna hijau. Danau ini juga merupakan sumber air bagi penduduk sekitar. Beberapa pengunjung nampak sangat menikmati duduk di pinggir danau yang tenang. Beberapa pengunjung lain sibuk dengan ekpresi dan kameranya.
Namun, saya menunggu sepi agar mendapatkan hasil foto yang lebih bagus. Ketika melintasi jembatan rasanya cukup memacu adrenalin. Apalagi jembatan ikut bergoyang-goyang seiring kaki melangkah.
Selama di Bantimurung, kami kesulitan menemukan toilet yang bersih. Bangunan toilet tidak terawat. Sehingga, kami terpaksa menumpang di hotel yang ada di dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung. Beberapa pengunjung juga kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan. Sampah makanan dan botol minuman masih ada yang berserakan, sedangkan tempat sampah sudah disediakan. Sayang sekali...
"Like all great travellers, I have seen more than I remember, and remember more than I have seen.'' (Benjamin Disraeli)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H