Mohon tunggu...
Nok Asna
Nok Asna Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Senja dan Sastra.

Penikmat Senja dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tiom, Kota di Timur Matahari

21 September 2016   13:53 Diperbarui: 23 Januari 2017   22:30 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taksi yang digunakan menuju Kabupaten Lanny Jaya Sumber : dok. pribadi

Perjalanan Menuju Distrik Tiom

10 Mei 2016, dengan segenap pertimbangan akan rasa ragu, ngeri, dan nyali, saya dan seorang teman berangkat menuju Jayapura. Tujuan kami adalah Kabupaten Lanny Jaya dengan rute perjalanan Jayapura kemudian ke Wamena lewat jalur udara (jalan satu-satunya), setelah itu lanjut melalui jalan darat ke tempat tujuan. Selama 3 hari kami menghabiskan waktu di Kota Jayapura karena beberapa urusan. Akhirnya, Sabtu tanggal 14 Mei 2016, kami terbang menuju Wamena atau yang sering dikenal dengan sebutan Lembah Baliem.

 Sampai Wamena kami bergegas menuju terminal untuk mencari taksi yang akan membawa ke Kabupaten Lanny Jaya, tepatnya di Distrik Tiom. Untunglah masih ada taksi yang berangkat menuju Kabupaten Lanny Jaya karena biasanya pada hari Sabtu para sopir jarang mengoperasikan taksinya.

Taksi yang digunakan menuju Kabupaten Lanny Jaya Sumber : dok. pribadi
Taksi yang digunakan menuju Kabupaten Lanny Jaya Sumber : dok. pribadi
Jalur yang bisa ditempuh untuk menuju Kabupaten Lanny Jaya adalah jalur darat dan jalur udara. Jalur darat bisa menggunakan taksi (seperti di gambar) atau rangers dengan waktu tempuh sekitar 3 jam dan cukup membayar 200 ribu rupiah untuk sebuah kursi di mobil bagian depan. Sedangkan 150 ribu rupiah jika mau berdiri di bak mobil bagian belakang. Jalur udara bisa ditempuh dari bandara Wamena menuju bandara Tiom Kabupaten Lanny Jaya dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. 

Sayang sekali selama di Tiom kami belum sempat merasakan sensasinya naik pesawat menuju atau dari Wamena. Dari bandara Tiom ada juga pesawat yang langsung membawa ke Kota Jayapura. Namun, sayangnya jadwal keberangkatan dan kedatangan pesawat tidak setiap hari. Pesawat menuju atau dari bandara Tiom hanya ada di hari tertentu (Rabu, Kamis, Sabtu) atau jika ada pesanan dari pihak pejabat Kabupaten Lanny Jaya. Setiap hari saat jadwalnya, pesawat sebanyak 2 kali datang dan pergi membawa penumpang.

Sekitar 4 jam perjalanan waktu yang kami tempuh. Beberapa kali taksi harus berhenti untuk menurunkan atau menaikkan penumpang. Namun, tidak ada kata bosan selama perjalanan. Pemandangan yang disuguhkan alam Pegunungan Tengah Papua sungguh penuh pikat dan pesona. Aroma khas dedaunan, rerumputan, diselingi aroma pinang yang sedang dikunyah, menguar di udara dan terasa segar di indera penciuman. Hawa dingin perlahana mulai menggoda tubuh, merayu, hingga membuat mata ingin terpejam. Berisik nyanyian alam seperti lagu pengantar tidur yang merdu. Ah, betapa indah alam Pegunungan tengah ini!

Pemandangan alam Kabupaten Lanny Jaya Sumber : dok. pribadi
Pemandangan alam Kabupaten Lanny Jaya Sumber : dok. pribadi
Selain pemandangannya yang luar biasa memanjakan mata, senyum ramah yang terlukis di kedua sudut bibir warga Distrik Tiom adalah kehangatan yang nyata. Setiap kali bertemu pandang atau sekedar berpapasan di jalan kalimat sapaan berupa “selamat pagi, siang atau sore” tak lupa terucap. Dengan semua keindahan, kehangatan dan keramahan masyarakat di Distrik Tiom, seketika hilang rasa takut akan kabar-kabar kekerasan yang biasanya dilakukan oleh anggota separatis setempat.

Berdasarkan hasil diskusi dengan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Lanny Jaya, selama penelitian berlangsung kami disarankan tinggal di Distrik Tiom karena menyangkut keamanan. Apalagi ketika kami datang Kabupaten Lanny Jaya sedang dalam keadaan siaga satu. Akhirnya, kami tinggal di Kompleks Kesehatan, tempat yang paling aman bagi orang baru seperti kami. Kemana pun kaki melangkah, kami harus menempel dengan petugas kesehatan.

Distrik Tiom, Ibu Kota Kabupaten Lanny Jaya

Distrik Tiom merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Lanny Jaya. Berbagai pembangunan mulai digalakkan baik pembangunan fisik maupun non fisik. Pembangunan jalan sebagai akses menuju luar dan dalam kota mulai digalakkan. Fasilitas kesehatan seperti RSUD mulai dibangun di Distrik Tiom.

Sebagai ibu kota Kabupaten, Distrik Tiom dihuni oleh penduduk lokal atau suku Lanny dengan bahasa daerahnya bahasa Lanny, dan beberapa pendatang dari Jawa, Toraja, Medan, dan daerah lainnya. Kebanyakan pendatang berprofesi sebagai pedagang, PNS, dan tukang ojek.

Adaptasi dengan suasana baru,tempat tinggal baru, keluarga baru, juga hawa dingin Distrik Tiom yang bisa menyurutkan niat untuk mandi. Suhu di Distrik Tiom terkadang bisa mencapai 11 derajat celcius, walhasil mandi pun cukup 2 atau 3 hari sekali sekaligus untuk menghemat air. Akses untuk mendapatkan air bersih di Distrik Tiom masih sulit. Selama di sana kami mengandalkan air tadah hujan dan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci. Sedangkan untuk minum dan memasak kami menggunakan air galon isi ulang dari Wamena yang dibanderol dengan harga 40 ribu rupiah per galon.

Masyarakat di Distrik Tiom dalam mencukupi kebutuhan akan air memanfaatkan air tadah hujan, air sungai dan air mata air. Air mata air adalah air yang keluar dari tanah setelah dilakukan penggalian dengan kedalaman tertentu. Masyarakat biasanya menggunakan air dari mata air ini untuk masak dan minum. Air dari mata air ini biasanya langsung dikonsumsi mentah tanpa dimasak terlebih dahulu.

air mata air. sumber : dok. pribadi
air mata air. sumber : dok. pribadi
Selain sulitnya akses air bersih, ketersedian listrik untuk penerangan juga belum 24 jam. Listrik yang ada di Distrik Tiom menyala pada waktu tertentu. Pagi hari listrik mulai menyala sekitar jam 09.00 WIT dan padam jam 14.00 WIT. Listrik akan kembali menyala sekitar jam 19.00 WIT sampai jam 00.00 WIT dan akan padam sampai pagi menjelang. Namun, selama penelitian di Distrik Tiom, kami hanya menikmati listrik sekitar 2 minggu saja. Setelah itu listrik padam karena terjadi kerusakan akibat masyarakat yang memasang listrik tanpa sepengetahuan petugas PLN. 

Pemadaman listrik terjadi sampai kami kembali ke daerah masing-masing dan sudah berlangsung sekitar 2 bulan lamanya. Meskipun pemadaman listrik tidak di semua desa atau kampung di Distrik Tiom, namun pemadaman listrik cukup mengganggu pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit. Beberapa pasien yang hendak kontrol atau periksa darah di Puskesmas terpaksa harus mengurungkan niatnya karena peralatan di laboratorium tidak bisa digunakan tanpa listrik. Tidak hanya air dan listrik yang masih sulit diakses, begitu juga dengan sinyal telekomunikasi. Hanya ada satu operator telekomunikasi yang bisa diakses, yakni telkomsel.

Pelayanan Kesehatan di Distrik Tiom

Distrik Tiom mempunyai sebuah Puskesmas yang terletak di Desa Bokon. Dalam menjalankan fungsinya memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Puskesmas Tiom dibantu adanya 4 Pustu, 3 Balai Pengobatan, 8 Polindes dan 20 Posyandu yang tersebar di Distrik Tiom. Puskesmas Tiom buka setiap hari Senin – Jum’at dengan jam kerja 08.30 – 12.00 WIT. Sebagai Puskesmas yang berada di pusat pemerintahan, pasien yang datang untuk berobat berasal dari berbagai Distrik di Kabupaten Lanny Jaya. Stok obat yang kosong, peralatan kurang lengkap, dan nakes tidak ada di tempat pelayanan merupakan beberapa alasan masyarakat di Distrik lain berobat ke Puskesmas Tiom.

Setiap pasien yang datang berobat di Puskesmas tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis. Pasien yang berobat di Puskesmas diharuskan membawa kartu berobat. Pasien yang belum mempunyai kartu berobat akan didaftar oleh petugas Puskesmas untuk mendapatkan kartu. Kartu berobat yang biasa digunakan pasien mempunyai format tersendiri yang berisi informasi mengenai nama kepala keluarga, alamat dan nomor rekam medik.

Jika hendak berobat, pasien mengumpulkan kartu berobat di bagian loket Puskesmas untuk mendapatkan antrian sampai namanya dipanggil menuju dokter atau mantri. Pernah pada waktu itu sekitar jam 8 waktu setempat pasien sudah mengantri, namun petugas Puskemas belum nampak di ruang kerja mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 waktu setempat, namun petugas loket Puskesmas yang ditunggu tidak kunjung terlihat batang hidungnya sedangkan antrian pasien semakin membludak.

Saya juga sempat mengobrol dengan salah seorang pasien yang nampak mengeluh kesakitan. Dia mengaku sedang sakit gigi dan sakit pinggang. Dia datang dari desa sebelah dengan menggunakan jasa ojek untuk sampai ke Puskesmas. Sejak pukul setengah Sembilan waktu setempat dia menunggu namanya dipanggil, namun baru sekitar pukul 11.00 WIT satu per satu nama mereka dipanggil oleh petugas Puskesmas menuju ruang periksa dokter atau mantri Puskesmas.

Tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas terdiri dari PNS dan honorer. Gaji PNS dibayar setiap bulan, sedangkan untuk gaji pegawai honorer dibayarkan setiap triwulan. Tenaga kesehatan yang bertugas bukan hanya penduduk lokal, melainkan juga pendatang dari tanah Jawa, Toraja, dan beberapa daerah lainnya. Tenaga kesehatan yang bertugas beberapa ada yang merupakan rekrutan dari gereja. Dahulu, pada saat misionaris datang ke tanah Lanny, selain menyampaikan firman mereka juga mengajari cara pengobatan secara medis.

 Mereka merekrut beberapa orang yang aktif di Gereja untuk diajari cara memberikan pertolongan kepada pasien atau orang sakit. Walhasil, sampai saat ini mereka yang dahulu mendapatkan didikan kesehatan dari misionaris turut membantu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Bahkan, mereka yang kini sudah pensiun pun tetap membantu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan tanpa digaji.

Bekerja sebagai tenaga medis di Puskesmas Tiom bagi Maria merupakan panggilan hati. Tinggal di tempat asing dan jauh dari orang tua, jauh dari fasilitas yang memadai, dan dengan segenap risiko yang akan diterimanya bukanlah alasan yang berarti. Maria percaya Tuhan akan selalu melindungi dan membimbingnya dalam memenuhi tugasnya sebagai seorang tenaga medis.

Selama di Tiom dia banyak membantu kami dan menceritakan beberapa pengalamannya selama bekerja di Puskesmas Tiom. Beberapa pengalaman yang diceritakannya ada yang menggelitik hati, tertawa, bahkan menimbulkan rasa takut. Salah satu ceritanya adalah mengenai pengalaman seorang dokter yang praktek di Puskesmas Tiom ketika menangani pasien HIV. Pasien waktu itu diminta minum ARV secara rutin pada jam yang sama setiap hari. 

Akan tetapi, pasien tidak mengetahui cara membaca jam, sehingga dokter meminta dia untuk minum ARV setiap kali matahari terbit dari ufuk timur. Beberapa minggu kemudian pasien dengan HIV tersebut datang kembali kepada dokter untuk kontrol. Dokter tersebut bertanya mengenai alasan obat tidak habis diminum kepada pasien HIV itu. Pasien menjawab bahwa pernah suatu hari matahari yang ditunggunya tidak kunjung terbit karena mendung tebal, sehingga dia tidak minum obat.

Maria juga menceritakan tentang Bidan yang pernah diculik dan disandera oleh anggota separatisme setempat. Beberapa bidan yang diculik diperlakukan kurang baik dan bahkan diminta untuk melayani nafsu para anggota separatis tersebut. Namun, akhirnya semua sandera dilepaskan dengan negosiasi dan jaminan. Selain itu, pernah ada kejadian seorang bidan dibunuh oleh suamianya sendiri karena tidak memenuhi ajakan sang suami untuk melayaninya. Sedangkan pada waktu yang bersamaan bidan tersebut harus membantu persalinan seorang ibu yang mau melahirkan.

Petugas Kesehatan yang bertugas di Kabupaten Lanny Jaya dihadapkan dengan keadaan yang serba sulit. Mulai dari keadaan geografis yang sulit dijangkau, kondisi kemanan yang tidak menentu, sarana prasarana untuk menunjang kehidupan sehari-hari yang terbatas dan faktor lainnya. Namun, mereka tetap bertahan untuk berjuang menolong sesama tanpa banyak mengeluh demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Suku Lanny.

God Bless!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun