Mohon tunggu...
Nok Asna
Nok Asna Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Senja dan Sastra.

Penikmat Senja dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tiom, Kota di Timur Matahari

21 September 2016   13:53 Diperbarui: 23 Januari 2017   22:30 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taksi yang digunakan menuju Kabupaten Lanny Jaya Sumber : dok. pribadi

Adaptasi dengan suasana baru,tempat tinggal baru, keluarga baru, juga hawa dingin Distrik Tiom yang bisa menyurutkan niat untuk mandi. Suhu di Distrik Tiom terkadang bisa mencapai 11 derajat celcius, walhasil mandi pun cukup 2 atau 3 hari sekali sekaligus untuk menghemat air. Akses untuk mendapatkan air bersih di Distrik Tiom masih sulit. Selama di sana kami mengandalkan air tadah hujan dan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci. Sedangkan untuk minum dan memasak kami menggunakan air galon isi ulang dari Wamena yang dibanderol dengan harga 40 ribu rupiah per galon.

Masyarakat di Distrik Tiom dalam mencukupi kebutuhan akan air memanfaatkan air tadah hujan, air sungai dan air mata air. Air mata air adalah air yang keluar dari tanah setelah dilakukan penggalian dengan kedalaman tertentu. Masyarakat biasanya menggunakan air dari mata air ini untuk masak dan minum. Air dari mata air ini biasanya langsung dikonsumsi mentah tanpa dimasak terlebih dahulu.

air mata air. sumber : dok. pribadi
air mata air. sumber : dok. pribadi
Selain sulitnya akses air bersih, ketersedian listrik untuk penerangan juga belum 24 jam. Listrik yang ada di Distrik Tiom menyala pada waktu tertentu. Pagi hari listrik mulai menyala sekitar jam 09.00 WIT dan padam jam 14.00 WIT. Listrik akan kembali menyala sekitar jam 19.00 WIT sampai jam 00.00 WIT dan akan padam sampai pagi menjelang. Namun, selama penelitian di Distrik Tiom, kami hanya menikmati listrik sekitar 2 minggu saja. Setelah itu listrik padam karena terjadi kerusakan akibat masyarakat yang memasang listrik tanpa sepengetahuan petugas PLN. 

Pemadaman listrik terjadi sampai kami kembali ke daerah masing-masing dan sudah berlangsung sekitar 2 bulan lamanya. Meskipun pemadaman listrik tidak di semua desa atau kampung di Distrik Tiom, namun pemadaman listrik cukup mengganggu pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit. Beberapa pasien yang hendak kontrol atau periksa darah di Puskesmas terpaksa harus mengurungkan niatnya karena peralatan di laboratorium tidak bisa digunakan tanpa listrik. Tidak hanya air dan listrik yang masih sulit diakses, begitu juga dengan sinyal telekomunikasi. Hanya ada satu operator telekomunikasi yang bisa diakses, yakni telkomsel.

Pelayanan Kesehatan di Distrik Tiom

Distrik Tiom mempunyai sebuah Puskesmas yang terletak di Desa Bokon. Dalam menjalankan fungsinya memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Puskesmas Tiom dibantu adanya 4 Pustu, 3 Balai Pengobatan, 8 Polindes dan 20 Posyandu yang tersebar di Distrik Tiom. Puskesmas Tiom buka setiap hari Senin – Jum’at dengan jam kerja 08.30 – 12.00 WIT. Sebagai Puskesmas yang berada di pusat pemerintahan, pasien yang datang untuk berobat berasal dari berbagai Distrik di Kabupaten Lanny Jaya. Stok obat yang kosong, peralatan kurang lengkap, dan nakes tidak ada di tempat pelayanan merupakan beberapa alasan masyarakat di Distrik lain berobat ke Puskesmas Tiom.

Setiap pasien yang datang berobat di Puskesmas tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis. Pasien yang berobat di Puskesmas diharuskan membawa kartu berobat. Pasien yang belum mempunyai kartu berobat akan didaftar oleh petugas Puskesmas untuk mendapatkan kartu. Kartu berobat yang biasa digunakan pasien mempunyai format tersendiri yang berisi informasi mengenai nama kepala keluarga, alamat dan nomor rekam medik.

Jika hendak berobat, pasien mengumpulkan kartu berobat di bagian loket Puskesmas untuk mendapatkan antrian sampai namanya dipanggil menuju dokter atau mantri. Pernah pada waktu itu sekitar jam 8 waktu setempat pasien sudah mengantri, namun petugas Puskemas belum nampak di ruang kerja mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 waktu setempat, namun petugas loket Puskesmas yang ditunggu tidak kunjung terlihat batang hidungnya sedangkan antrian pasien semakin membludak.

Saya juga sempat mengobrol dengan salah seorang pasien yang nampak mengeluh kesakitan. Dia mengaku sedang sakit gigi dan sakit pinggang. Dia datang dari desa sebelah dengan menggunakan jasa ojek untuk sampai ke Puskesmas. Sejak pukul setengah Sembilan waktu setempat dia menunggu namanya dipanggil, namun baru sekitar pukul 11.00 WIT satu per satu nama mereka dipanggil oleh petugas Puskesmas menuju ruang periksa dokter atau mantri Puskesmas.

Tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas terdiri dari PNS dan honorer. Gaji PNS dibayar setiap bulan, sedangkan untuk gaji pegawai honorer dibayarkan setiap triwulan. Tenaga kesehatan yang bertugas bukan hanya penduduk lokal, melainkan juga pendatang dari tanah Jawa, Toraja, dan beberapa daerah lainnya. Tenaga kesehatan yang bertugas beberapa ada yang merupakan rekrutan dari gereja. Dahulu, pada saat misionaris datang ke tanah Lanny, selain menyampaikan firman mereka juga mengajari cara pengobatan secara medis.

 Mereka merekrut beberapa orang yang aktif di Gereja untuk diajari cara memberikan pertolongan kepada pasien atau orang sakit. Walhasil, sampai saat ini mereka yang dahulu mendapatkan didikan kesehatan dari misionaris turut membantu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Bahkan, mereka yang kini sudah pensiun pun tetap membantu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan tanpa digaji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun