Mohon tunggu...
Asmuddin
Asmuddin Mohon Tunggu... lainnya -

www.asmuddin.blogspot.com Belajar Menulis "Jika tidak bisa turun ke jalan, melawanlah dengan TULISAN"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Demokrasi bagi Penjual Sayur

21 Agustus 2018   20:19 Diperbarui: 21 Agustus 2018   21:00 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : infoperbankan.com

"menjadi rujukan penyusunan kebijakan permerintah?" begitu kira-kira maksud pertanyaannya.

"memang ada anggota dewan yang kamu kenal?" saya balik bertanya

Dg. Nuntung tertawa sambil menyebut seseorang yang belakangan ini rajin berkunjung ke lingkugannya, bahkan katanya ingin mewadahi profesi penjual sayur se kota dalam satu organisasi, tapi dia tetap tak paham.

Bagi Dg. Nuntung dan kawan-kawan seprofesinya, mereka tak butuh basa basi demokrasi, pemilu dengan segala macam hiruk pikuknya bukan sesuatu yang menarik perhatiannya, toh presiden, gubernur, walikota, bupati ... datang dan pergi, pun demikian dengan anggota dewan telah silih berganti, tapi mereka tetaplah penjual sayur, loyal dalam profesinya, tak sedikitpun bermimpi untuk menjadi yang lain, semisal anggota dewan, walikota, gubernur, atau presiden sekalipun, sekali lagi "mereka tak paham"

"Ketika ada pemimpin yang berjanji untuk menggratiskan biasa sekolah, maka tak perlu lagi ada biaya macam-macam untuk pembiayaan sekolah anak-anak mereka, bukan sekedar basa basi lima tahunan yang terus berulang"

"Jika ada pemimpin yang dulunya berjanji untuk tidak menaikan harga BBM, lalu mengapa pula BBM naik secara diam-diam" itulah yang mereka maksud hanya basa basi demokrasi. 

Berjumpaan saya dengan Dg. Nuntung yang berprofesi sebagai pedagang sayur keliling (pa'gandeng) mengajarkan banyak hal bahwa demokrasi bagi mereka adalah :

"biaya sekolah yang murah agar anak-anak mereka bisa bersekolah di sekolah negri"

"harga kebutuhan pokok sehari-hari terjangkau oleh mereka, agar keluarganya terhindar dari gizi buruk"

"BBM yang terjangkau bagi skala ekonomi sejenis mereka agar tidak terlalu banyak ongkos produksi yang dapat menggerus keuntungannya yang memang tidak seberapa"

"sayur sebagai dagangan utama mereka tidak kemahalan dan mudah di dapat"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun