Mohon tunggu...
Asmuddin
Asmuddin Mohon Tunggu... lainnya -

www.asmuddin.blogspot.com Belajar Menulis "Jika tidak bisa turun ke jalan, melawanlah dengan TULISAN"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesalahan Penulis Pemula dalam "Ide"

20 Februari 2016   23:39 Diperbarui: 21 Februari 2016   00:21 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 


                                       Sumber Foto : mibah.com         

Menulis bukan lah aktivitas yang mudah dilakukan oleh kebanyakan orang, persoalannya bukan sekedar bagaimana menuangkan ide-ide, lebih dari itu, tantangan terberatnya adalah "bagaimana karya kita dibaca dan diapresiasi oleh orang banyak. Sehebat apapun ide yang ada dalam kepala kita, ketika seorang penulis tidak piawai dalam memilih, mengolah dan menempatkan kata maupun kalimat , maka tulisan itu pasti tidak akan diapresiasi.

Penulis-penulis hebat seperti Tere Liye, Andrea Hirata, Asma Nadia dan sederet penulus jago lainnya tentunya memiliki kepandaian menulis tidak datang dengan seketika, tetapi telah melalui proses yang panjang. Meskipun aktivitas menulis merupakan bahagian dari hal yang tak terpisahkan dari kehidupan kita, tapi untuk menyajikan sebuah tulisan yang bagus, perlu proses belajar. Ya .... menulis membutuhkan proses belajar. 

Bagi seorang pemula, selain harus banyak-banyak membaca dan berlatih menulis, pemahaman terhadap dasar-dasar menulis harus diketahui, bukan hanya tentang bagaimana menata kalimat dan memilih kata yang tepat, pada tahapan menemukan dan merumuskan "ide" pun, seorang penulis pemula sudah harus berhati-hati dalam perumusannya.

Kenapa tahapan menemukan dan merumuskan "ide" merupakan hal yang penting? Ini karena bagi penulis, ide adalah awal dari segalanya, aspek ini akan menjadi penentu keberhasilan aktivitas kepenulisan kita. Sumber ide itu  banyak, berserakan di mana-mana, entah itu lingkungan atau pengalaman pribadi. Ketika kita membaca Tetralogi Andrea Hirata atapun Anak-anak Revolusinya Budiman Sujatmiko, kedua karya ini sangat sarat dengan pengalaman pribadi penulisnya.

Lalu apa yang harus dilakukan agar sebelum memulai aktivitas menulis, kita dapat menemukan dan mengolah ide, kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan? Bagi penulis pemula (seperti saya), dalam menemukan dan merumuskan ide, ada empat kesalahan yang harus dihindari terkait dengan ini (tentunya bisa saja lebih dari empat), mengutip dari buku "101 Dosa Penulis Pemula" karya Isa Alamsyah, penerbit AsmaNadia Publishing House, kesalahan-kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan Pertama : Ide biasa, Pasaran, dan Tidak Spesial

Pemilihan ide yang biasa saja, pasaran, dan tidak spesial pada umumnya tidak akan menarik bagi pembaca (meskipun mungkin pada beberapa kasus juga bisa digemari). Contoh-contoh terkait dengan hal ini sudah sering ditemukan di Kompasiana. Tulisan dengan kategori "Terpopuler" karena paling sering di baca tentulah penulisnya terhindar dari kesalahan seperti ini.

Agar terhindar dari kesalahan ini, Isa Alamsyah memberikan tips "sejak awal seorang penulis harus berpikir untuk menemukan ide yang unik dan tidak biasa. Menyajikan hal baru dalam karyanya" Pertanyaan yang muncul dalam benak seorang penulis haruslah bermula dari :

  • Apa yang akan saya tulis?
  • Apa yang membedakannya dari tulisan yang sudah ada?
  • Bagaimana membuat tulisan saya berbeda atau lebih baik dari tulisan yang sudah ada?
  • Apa hal unik yang bisa saya tulis?

2. Kesalahan Kedua : Ide Klise dan Tidak Original

Jika suatu topik atau tema sudah banyak ditulis, kemudian menjadi ide kita dalam menulis, maka itu termasuk Ide klise dan tidak original, tentunya tidak akan menarik untuk dibaca karena informasinya sudah banyak diketahui oleh publik. Oleh karena itu, agar tulisan kita menjadi menarik, maka kita harus menghindari kesalahan untuk memilih ide yang klise dan tidak original.

Bagaimana agar ide dalam menulis tidak klise? Menurut Isa Alamsyah, ada 3 langkah yang harus dilakukan yaitu :

  1. Pastikan ide belum banyak diangkat orang lain, tidak banyak dibertakan atau tidak banyak yang tahu
  2. Kalaupun sudah banyak diangkat, pastikan ada pembeda dari yang sudah ada
  3. Buat personalisasi dan detail yang belum diungkap dalam tulisan sebelumnya, ini akan membuat tulisan kita lebih kuat.

3. Kesalahan Ketiga : Ide Tidak Menarik Pasar Pembaca

Menulis adalah kegiatan menuangkan ide dan gagasan agar apa yang ada dalam pikiran kita diketahui oleh orang lain, memberikan informasi bagi khayalak. Ini bisa terjadi apabila setiap tulisan kita dibaca oleh orang lain. Di Kompasiana, setiap hari puluhan bahkan ratusan tulisan terpublish, tapi tidak semua menjadi pilihan kita untuk dibaca. Dasar bagi seseorang untuk membaca sebuah tulisan dimulai darimelihat  judul yang menarik. Pembaca akan memberikan penilaian ataupun komentar apabila apa yang disajikan dalam tulisan tersebut benar-benar fresh dan memberikan manfaat. Judul yang menarik dan uraian tulisan yang bagus pastilah berasal dari ide tulisan yang baik dan menarik. 

Oleh karena itu, agar tulisan kita digemari oleh pembaca, maka seorang penulis harus dapat menghindarkan diri dari kesalahan merumuskan ide yang tidak menarik bagi pasar pembaca. Ide menjadi menarik bisa dari judul, karakter, konflik, penggarapan, ending, atapun tema ceritanya, demikian uraian Isa Alamsyah. Jadi seorang penulis harus pandai-pandai mencari ide yang menarik bagi pasar pembaca, meskipun itu cerita yang sederhana.

4. Kesalahan Keempat : Ide Meniru

Dalam dunia tulis menulis, plagiat atau copy paste karya orang lain sudah banyak terjadi, dan ini pasti menimbulkan persoalan. Tanggal 18 Pebruari 2016, harian Merdeka memberitakan tentang 3 dosen UPI nekat palgiat demi berburu guru besar (link berita : 5 Kasus Plagiarisme yang mengguncang dunia akademik). Berselang dua hari kemudian, media ini kembali memberitakan tentang salah satu doktor alumni ITP yang juga terjerat kasus plagiat (link berita : Doktor Lulusan ITB terjerat Kasus Plagiat). 

Selain menjadikan tulisan kita menjadi tidak original, menulis dengan meniru atau mengambil ide orang lain akan mematikan kreatifitas. Oleh karena itu, hal ini harus dihindari. Kalau tulisan kita adalah ide tiruan dari orang lain, maka harus secara jujur disebutkan, tidak boleh diakui sebagai karya sendiri. Misalnya dalam blog saya, ada beberapa tulisan yang bersumber dari orang lain, tetapi dalam penyajiannya, tetap harus mencantumkan penulis aslinya. Jadi meniru tidak selalu sama dengan plagiat.

Semoga bisa memberikan manfaat.

 

Sumber Tulisan : 101 Dosa Penulis Pemula, karya Isa Alamsyah, penerbit AsmaNadia Publishing House, tahun 2014.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun