Di langit ada matahari
   Di bumi pada berebut kursi
   Lucu-lucu sekali
   Seperti lupa diri
   Di langit ada matahari
   Di bumi pada berebut kursi
  Kursi nomer satu negeri
  Berbagai cara pun dicari
(Syair lagu lama itu, kini terdengar lagi. Terdengar seantero negeri).
   Penduduk seluruh negeri berhamburan keluar rumah, keluar kantor, keluar gedung-gedung. Semua melihat keatas. Melihat langit, mencari sumber suara. Mencari sumber suara yang terdengar di langit, di atas sana.
   Kecewa, semua kecewa. Ternyata di langit tidak ada tanda-tanda apa-apa. Semua berpandangan, keheranan, menengadah lagi ke langit. Memang di langit, diatas sana, tidak ada apa-apa.
  Mereka hendak kembali masuk ke tempat masing-masing.
   Terdengar lagi suara gemuruh, suara gaduh lagi dari atas. Mereka kembali keluar, menengok keatas. Tidak ada sumber suara lagi. Mereka semua masuk lagi.
   Tapi kali ini suara gaduh dari atas terdengar sangat keras. Bukan suara syair lagu merdu. Tapi suara gemuruh, suara gaduh, seperti suara benda tumpul, suara kayu, suara kursi, saling berbenturan.
  Begitu semua pada melihat keatas, tidak ada, tidak terlihat, sumber suara. Semua saling berpandangan keheranan, saling bertanya,"Suara apa yang gaduh diatas sana ?"Â
   Dan akhirnya, semua masuk ke tempat masing-masing. Sudah tidak peduli lagi, tidak peduli dengan suara berisik di atas.Â
   "Biar saja, biarkan saja,  toh nanti akan berhenti sendiri!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H