Mohon tunggu...
Asmita Hamzah
Asmita Hamzah Mohon Tunggu... Guru - Sukses

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

KKN Tematik NKRI Poso: Mengabdi Hingga ke Ujung Danau Poso

9 November 2016   11:13 Diperbarui: 13 Juni 2017   16:52 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat Bangun Jaya juga mengikuti perkembangan zaman, alat-alat teknologi telah banyak digunakan, baik pada bidang komunikasi, pertanian, elektronika, maupun peralatan rumah tangga. Pada bidang komunikasi; seperti handphone dan telepon umum, alat pertanian; seperti generator, cangkul, parang, sabit dan sejenisnya. Pada bidang elektronik; seperti televisi, laptop, komputer, radio dan sebagainya. Selanjutnya, peralatan rumah tangga seperti kulkas, kompor gas, rice cooker, dan dispenser.       

Sistem Mata pencaharian masyarakat desa Bangun Jaya pada umumnya bertani, berkebun, beternak, dan berdagang. Dalam kesehariannya, masyarakat menggarap sawah, menanam sayur-sayuran dan umbi-umbian, serta beternak sapi, kambing dan ayam. Sebagian hasil yang didapatkan masyarakat dipasarkan ke berbagai daerah di Pamona Selatan secara khusus dan Poso pada umumnya. 

Desa Bangun Jaya, seperti daerah-daerah lain juga memiliki struktur pemerintahan yang dipimpin oleh seorang kepala desa dan dibantu beberapa jajarannya. Kepala desa berwenang mengatur dan membuat undang-undang desa untuk mencapai kemakmuran desa. Bukan sekadar itu, kepala desa juga berfungsi sebagai roll model, penggerak, dan pemimpin bagi warganya. Selain itu, terdapat organisasi lain diantaranya: Bankamdes, pengajian, dan adat.

Badan Keamanan Desa atau yang di singkat Bankamdes dibentuk dengan tujuan memberikan keamanan dan ketertiban masyarakat desa. Bankamdes merekrut masyarakat desa sebagai suatu bentuk perwujudan pemberdayaan masyarakat. Masyarakat yang direkrut merupakan warga desa Bangun Jaya dengan pertimbangan bahwa dapat memudahkan penjagaan keamanan. Bankamdes juga memiliki struktur organisasi yang dipimpin oleh seorang ketua. Tugas utama Bankamdes yakni membantu polisi masyarakat untuk menyelesaikan masalah kriminal di masyarakat.

Pengajian masyarakat Bangun Jaya terbagi dua yaitu pengajian khusu kaum laki-laki dan pengajian khusus perempuan. Pengajian oleh kaum laki-laki dilaksanakan setiap malam Jumat, sedangkan kaum perempuan pada Jumat sore. menilik hal tersebut, pengajian dilakukan dengan alasan memberikan nuansa keakraban setiap warga. Bukan hanya itu, seperti yang diketahui bahwa pengajian memiliki nilai-nilai kearifan lokal yakni dapat menumbuhkan persatuan dan menjaga tali silaturrahmi antara sesama manusia. Betapa pentingnya kegiatan pengajian bagi masyarakat Bangun Jaya hingga tetap mempertahankan dan melestarikan kegiatan tersebut yang sarat akan makna.  

Pengetahuan masyarakat dalam bercocok tanam khusunya padi, sayur, durian dan tanaman lain sebagian didapatkan dari penyuluhan pertanian oleh pemerintah dinas pertanian. Sebagian lain didapatkan dari pengalaman kerja yang di dapat dari luar. Hal ini, memberikan dampak pada hasil pertanian yang kualitas dan tingkat kesuburan lebih meningkat secara signifikan.

Masyarakat Bangun Jaya secara keseluruhan beragama Islam sehingga dalam kesehariannya bertindak sesuai dengan aturan agama. Walaupun demikian, masyarakat juga tidak menafikkan aturan yang telah dibuat oleh pemerintah. Artinya, masyarakat mematuhi aturan agama sekaligus mematuhi aturan dari pemerintah daerah.

Selain itu, ritual adat juga dilaksanakan seperti upacara keagamaan yang dilakukan pada saat kehamilan, kelahiran dan kematian.  Pada kehamilan bulan ke-tujuh masyarakat mengadakan upacara yang disebut tingkebanuntuk memohon agar anak yang di dalam kandungan sehat dan lahir tanpa cacat. Sajian dalam upacara tersebut berupa nasi, sayur urap, ayam ingkung(ayam dibakar kemudian dimasak dengan santan), dan kue tradisional. Tuan rumah akan mengundang warga disekitar sebanyak 40 orang untuk turut mendoakan. Selesai mendoakan mereka akan pulang dengan membawa bingkisan nasi yang dinilai sedekah bagi tuan rumah.

Keadaan pahit yang dulu diberitakan media, kini berubah menjadi Damai, Aman, dan Sejahtera. Konflik yang dulu terjadi tak terlihat sedikitpun, keramahan dan kesopanan masyarakat Poso memberikan indikasi bahwa apa yang terjadi pada beberapa tahun yang lalu kini ditinggalkan dan mengarah pada perbaikan yang lebih baik lagi. Konflik karena perbedaan tak terjadi lagi dan yang terlihat hanya silaturrahmi antara masyarakat Poso.

Penulis : Asmita Hamzah (Universitas Negeri Makassar)

Erma Rosdiana (Universitas Hasanuddin)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun