Mohon tunggu...
Asmi Hani Rosyadi
Asmi Hani Rosyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Journalis

"Artikel lahir dari proses kreatif intelektual seseorang."

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kiat Menulis Artikel Dengan Mudah

23 Juni 2021   17:00 Diperbarui: 10 Juli 2021   14:06 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Saya sering mengirim tulisan saya ke kompasiana.com, salah satunya tulisan saya yang berjudul "Generasi Penunduk Dalam Melawan Hoaks" Dalam proses penyusunan artikel hingga pada saat artikel tersebut rampung dan dipublikasikan ke situs media digital yaitu kompasiana.com, saya membuat artikel tersebut dengan metode pengumpulan data, dimana untuk membuat artikel tersebut saya mencari data-data yang bersumber dari website, artikel, jurnal, dan sumber-sumber refrensi lainnya, sumber yang saya pakai berasal dari sumber-sumber yang terpercaya. Hingga selanjutnya setelah data-data yang saya perlukan berhasil saya dapatkan dari berbagai macam sumber, saya melakukan pengolahan data tersebut dengan cara merangkum data yang ada sehingga menjadi suatu artikel yang saling berkaitan antara isi yang satu dengan isi yang lainnya. Dalam melakukan proses rangkuman dari data-data yang ada saya melakukannya secara mandiri dengan cara menyusunnya menggunakan bahasa saya sendiri, yang tentunya sesuai dengan kaidah kepenulisan dan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca.

Dalam artikel yang telah saya buat dan publikasikan ke dalam situs tersebut, masih terdapat kekurangan secara isi yang disampaikan di dalam artikel tersebut, kekurangan yang ada pada artikel itu dapat dilakukan proses perbaikan sehingga menciptakan artikel yang lebih baik lagi. Dalam hal ini saya menemukan kurang lebih empat kesalahan yang terdapat pada artikel yang telah saya buat, adapun kesalahan-kesalahan yang ada pada artikel tersebut yaitu:

Pembahasan tempat yang yang disajikan di dalam artikel tersebut terlalu banyak sehingga pembahasan tempat yang disajikan dapat diganti menjadi suatu komponen yang lebih padat lagi sehingga tidak terkesan membosankan dan terlalu monoton.

Dimana kata " Bisa kita temui disepanjang jalan, area pertokoan, mall, sekolah, tempat makan, transportasi umum" yang terdapat di dalam artikel, dapat diganti dan disesuaikan kembali menjadi kalimat yang lebih kompleks lagi. Kata yang terdapat pada artikel dapat diganti menjadi" dapat kita ketemu di hampir setiap sudut kota misalnya di perkantoran, dan jalanan umum" sehingga kata tersebut dapat mendeskripsikan seluruh makna yang ingin disampaikan tanpa terkesan membosankan.

Pada artikel yang telah dipublikasikan di laman kompasiana.com mengenai generasi penunduk dalam penanggulangan hoaks, sangat sering terjadi pengulangan kata yang dilakukan secara terus-menerus, dimana pengulangan kata yang dilakukan oleh saya selaku penulis yaitu terdapat dalam pendeskripsian mengenai kelebihan dari media digital.

Dimana pada artikel tersebut penegasan mengenai kelebihan dari penggunaan sosial media dalam kehidupan sehari-hari selalu diawali dengan kata saya, dan pendeskripsian mengenai kelebihan dari media sosial dilakukan secara terus-menerus hal ini perlu dihindari karena dapat menyebabkan pemborosan kata dimana hal ini akan berdampak pada ketidakseimbangan antara substansi dan gramatikal berbahasa, hal ini akan menimbulkan kesan bahwa artikel yang ditulis sangatlah panjang dan menyebabkan rasa bosan bagi para pembaca yang membaca artikel tersebut dikarenakan artikel dalam pembahasannya hanya berputar-putar terhadap suatu permasalahan.

Untuk menghindari masalah ini, penulisan kata yang terdapat di dalam artikel dapat diganti dan disesuaikan kembali. Di mana penyesuaian terhadap penulisan artikel dapat dilakukan dengan cara mendeskripsikan kelebihan dari penggunaan sosial media ke dalam satu paragraf penuh yang disusun menjadi paragraf yang padu, pada paragraf tersebut terlahir memberi gambaran kepada para pembaca mengenai permasalahan yang akan diangkat.

Di dalam artikel yang telah saya tulis dan publikasikan sebelumnya terdapat kekurangan lainnya yaitu kurangnya penjabaran mengenai dampak jika tidak mengikuti arus perkembangan teknologi yang menyebabkan kebanyakan orang menjadi generasi penunduk. 

Di sini saya selaku penulis hanya menjabarkan tentang yang alasan banyak masyarakat yang ada di Indonesia khususnya generasi muda menjadi generasi penunduk, di mana dalam penjabaran yang saya berikan hal ini disebabkan karena adanya perkembangan globalisasi tetapi saya tidak menjabarkan secara lebih mendalam tentang dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat khususnya generasi penunduk jika mereka tidak mengikuti pesatnya perkembangan arus globalisasi yang terjadi pada saat ini.

Dalam hal ini ini saya selaku penulis merasa bahwa isi dari artikel tersebut memiliki kekurangan dari segi data yang disajikan, dimana harusnya saya menyajikan data yang bersifat lebih kompleks agar data yang tersaji di dalam artikel tersebut merupakan data yang bersifat lengkap sehingga informasi yang dijabarkan di dalam artikel tersaji secara keseluruhan dan saling berkesinambungan antara permasalahan yang satu dan permasalahan lainnya, Selain itu penyajian data mengenai dampak jika generasi penduduk tidak mengikuti arus globalisasi dapat menyebabkan timbulnya suatu pertanyaan di dalam benak pembaca.

Di dalam artikel kurang memaparkan secara lebih mendalam mengenai generasi penunduk dalam melawan hoaks, di dalam artikel tersebut langkah-langkah pencegahan yang disajikan dirasa sangatlah kurang karena penyajian data yang dilakukan bersifat sangat dasar dan tidak menjelaskan secara lebih mendalam mengenai aspek pencegahan lainnya yang dapat dilakukan oleh generasi penunduk dalam upaya untuk melawan berita hoaks yang menyebar dan merajalela di media sosial. Dan di dalam artikel tersebut pencegahan yang dilakukan oleh generasi penunduk jika lauk tersebut telah menyebar tidak diterangkan sama sekali, dimana seharusnya informasi ini merupakan informasi yang sangat penting untuk disampaikan kepada para pembaca.

Dalam artikel yang berjudul " GENERASI PENUNDUK DALAM MELAWAN HOAKS" jika tidak diterangkan secara lebih mendalam tentang kontribusi yang dapat dilakukan oleh generasi pendukung untuk melakukan langkah langkah untuk Menindaklanjuti jikalau berita hoaks telah menyebar dengan luas maka, artikel yang telah saya tulis ini ini memiliki korelasi yang kurang terhadap judul yang Saya tawarkan. Dalam artikel tersebut juga tidak dijelaskan sedikitpun Bagaimana upaya yang dapat dilakukan oleh generasi penunduk dalam menghentikan mata rantai penyebaran Hoaks yang sudah terlanjur terjadi Selain itu penjabaran mengenai langkah-langkah yang dilakukan oleh generasi penunduk dengan melakukan kerjasama terhadap pihak-pihak lainnya yang memiliki keterkaitan dalam hal ini juga tidak dijelaskan sehingga isi yang tersaji di dalam artikel tersebut masih bersifat mengambang karena isi yang seharusnya menjadi bagian terpenting di dalam artikel justru tidak dijelaskan sama sekali.

Dengan ketidak hadiran terhadap isi berita ataupun informasi yang disajikan hal ini menjadi titik lemah bagi artikel yang saya susun selaku penulis, sehingga perlu adanya perbaikan mengenai artikel tersebut agar artikel yang saya buat dapat menjadi lebih baik lagi.

Kesalahan-kesalahan yang saya lakukan di dalam penulisan artikel tersebut juga diperkuat dengan pendapat dari seorang ahli bahasa yaitu, Dre Denada yang mengungkapkan bahwa "Kalimat yang tidak efektif dapat diketahui lewat pemborosan penggunaan kata. Pemborosan penggunaan kata dalam kalimat tersiar lewat penggandaan subjek, penggandaan bentuk, dan tidak hemat menggunakan kata.[2] Problem ini selalu eksis karena kerap dipandang sebelah mata dengan alasan kesalahan gramatikal, bukan substansi.

Namun, perlu disadari bahwa masalah ini telah melahirkan dua masalah lain, yang hemat saya sebut saja kurang cermat dan kekaburan keseimbangan antara substansi dan gramatikal berbahasa. Demikian latar belakang itulah yang memacu saya untuk mencari dan menemukan akar masalahnya agar saya dapat merekomendasikan saran yang tepat untuk mengatasi masalah itu menuju praktik berbahasa yang baik dan benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun