"Sejak tiga tahun terakhir ini aku mulai merindukannya, apa lagi usia ku sudah beranjak magrib, ingin rasanya aku melihatnya pulang, berbincang dan bercanda seenaknya atau paling tidak untuk menitip pesan yang terakhir sebelum aku mati," desisnya.
"Andaikan malam ini dia tidak tiba ?" tanyaku
"Esok malam aku akan tetap menunggunya disini, menunggu dengan penuh harapan," kemudian lelaki tua itu terdiam sejenak, dia seakan sedang mengumpulkan seluruh kekuatannya untuk melanjutkan kata-katanya. "Andaikan sampai dipenghujung Ramadlan ini dia tidak pulang, maka dengan penuh harapan, akan kutunggu anakku pulang dipenghujung Ramadlan tahun depan," ujarnya dengan suara yang terbata-bata,
Tidak berapa lama setelah itu terdengar bunyi  seruling KM. Pulau Baru dan sejenak kemudian kapal itupun merapat kedermaga. Aku bergegas bangkit dan menyalaminya, "Semoga Allah memenuhi harapan bapak," kataku sambil berpamitan, terdengar suaranya menjawab lirih, "aamiin,"  lirih sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H