Kesimpulannya adalah, semua pada sakit hati. Pacar pertama tentu sakit hati sama saya, dan saya sakit hati sama cewek selingkuhan saya, karena dia kembali lagi dengan cowok aslinya.
Lho, emangnya kamu bukan cowok aslinya?
Bukan, saya itu cowok dia yang jadi-jadian, hahhaha.
Kehidupan berlanjut, hingga saya disadarkan oleh seorang siswi berhijab. Baik banget dia. Gadis berdarah Aceh. Singkat cerita, kami berkomitmen untuk segera menikah.
Tapi, takdir berkata lain. Kami BUBAR. Banyak sih alasannya. Tapi yang dia benci dari saya adalah karena saya sudah mempermainkan hidupnya, memainkan perasaannya.
Setelah saya ingat-ingat dan simpulkan, saya sih memang salah, karena sempat tergoda dengan gadis lain. Hingga saya mengabaikan gadis berdarah Aceh tersebut.
Karena saya sudah mulai dewasa, saya pun ingin menjalin silaturahmi. Ingin meminta maaf secara tak langsung, melalui pertemanan di FB. Itu saja sih! Nggak lebih! Nggak ada niat yang lain, karena dia juga sudah bersuami.
Setelah berteman di facebook, masuk inbox dari dia. Setelah saya telaah pesannya adalah jangan ganggu lagi kehidupan dia, karena belum cukupkah untuk menyakitinya.
Gila, friedns! Bertahun-tahun sudah berlalu, tapi masih sensi saja dia. Sepertinya saya belum dimaafin deh.
Itu yang saya tahu, ada cewek yang masih benci bangettt sama saya, nah, cewek lainnya yang pernah korban atas cinta saya?
Entahlah! Banyak banget sepertinya dosa saya terhadap mereka.