Ilustrasi - marah (Shutterstock)
Siapa saja tentu tak ingin marah-marah yang tak jelas, begitu juga dengan pria. Selain merugikan diri sendiri, juga merugikan orang yang berhadapan dengannya. Biasanya pelampiasan amarahnya itu adalah orang terdekatnya. Istrinya mungkin, atau siapa pun wanita yang dekat dengannya.
Sifat yang satu ini adalah sifat yang buruk. Orang yang hobi marah-marah pun sadar hal tersebut. Namun demikian, tak jarang pula seorang pria kalau emosinya sudah memuncak, tak peduli lagi dengan lingkungannya. Sungguh berbahaya memang.
Status sosialnya pun dicap buruk dengan makhluk sosial lainnya.
Yang pertama, jika seseorang itu marah-marah, terutama di depan umum, akan menjatuhkan martabatnya sendiri. Juga orang yang dimarahinya. Dan kedua, seseorang yang suka marah-marah itu dihindari oleh kerabat, teman, kolega, dan orang-orang terdekat lainnya.
Pria yang suka marah-marah cenderung mengikuti pikirannya saja, dan mengabaikan perasaan hatinya. Namun, bukan berarti ia tak punya perasaan, hanya saja saat emosinya meledak, pikirannya membuas.
Nah, bagi wanita yang sering menjadi pelampiasan amarah tipe-tipe pria seperti ini harus bijak menghadapinya. Marahnya seorang pria jika dibantah ia akan semakin marah, dan malah tak kunjung selesai luapan emosinya. Maka ada baiknya seorang wanita itu cukup mengalah, dan bersabar menunggu amarah pria itu reda.
Jauh di hati yang terdalam, tipe pria-pria yang suka marah itu sebenarnya sesosok yang unik. Coba perhatikan orang-orang di sekitar, mungkin saja sore hari ia marah begitu besar. Eh, malamnya sudah tertawa lepas melupakan segalanya yang memantik emosinya sore tadi.
Dan perlu juga diketahui, pria pemarah mudah melupakan permasalahan. Itu artinya tidak pernah menyimpan dendam, sakit hati, perasaan-perasaan lainnya yang mengganjal hatinya. Jadi, begitu ia marah, maka saat itu pula unek-unek di hatinya tumpah.
Ternyata ada baiknya juga orang-orang pemarah ini. Jika dinilai dari pandangan yang berbeda.
Ya, walaupun kita sudah tahu, sifat pemarah itu sungguh tidak baik. Dan juga sifat ini tak bisa dihilangkan, karena itu adalah sifat dasar manusia. Hanya saja ketika amarah sudah mulai memuncak, kita bisa mengontrolnya. Sekali lagi, mengontrolnya, bukan menghilangkannya.
Jadi, jika seorang wanita ingin menghendaki pasangannya tidak marah-marah lagi, ini kedengarannya lucu sekali. Hati wanita yang memang diciptakan dengan penuh perasaan, namun tidak selamanya menjadi cara yang ampuh menyelesaikan berbagai persoalan, terutama menghadapi kemarahannya pria.
Kalau dihadapi dengan perasaan saja, selama itu pula wanita menjadi bulan-bulanan kemarahan dari kaum berotot itu. Tentu saja, kaum wanita tidak menginginkannya, bukan?
Peranan seorang wanita dalam kehidupan pria tidak diragukan lagi. Kesabaran, kelembutan, kasih sayang, perhatian yang berlebihan, itu semua menjadikan pria lebih hidup lagi dalam hidupnya.
Lain halnya dalam kasus menghadapi pria yang sedang marah. Wanita dituntut untuk berlogika juga, dan menepiskan dulu perasaannya. Cari tahu apa penyebab si pria itu marah, selidiki kenapa hari-hari belakangan ini marahnya semakin buas saja, ini jika menghadapi kasus yang cukup rumit.
Ada kalanya seorang pria itu saat dihimpit masalah, ia hanya diam, dan sulit sekali untuk menjelaskan kepada orang lain, termasuk orang-orang terdekatnya, termasuk juga istrinya. Kalaupun ia mencoba menerangkan apa permasalahannya, hanya segelintir orang saja yang bisa memahaminya.
Nah, pada saat-saat itulah, seorang pria bisa meledak-ledak marahnya. Permasalahan yang berat, dan diusik dengan gangguan-gangguan kecil mengantarkan seorang pria menjadi sesosok yang buas bin ganas. Bagaikan sepercik api yang disiram bensin, nyalanya semakin besar dan merambat kemana-mana. Permasalahan sama dengan api kecil. Dibiarkan berbahaya, sebab jika ada yang menyulutnya bisa menghabiskan apa saja yang ada di dekatnya.
Inilah tugas dari seorang wanita yang mau berpikir menghadapi pria yang sedang marah-marah. Jika sudah tahu dan paham apa permasalahan yang terjadi, semampunyalah untuk mencarikan solusi atau membantunya, namun jika tak mampu, dukung dan doakan permasalahannya agar cepat selesai.
Untuk kaum wanita, tak selamanya dalam menjalani persoalan itu hanya dengan hati saja, ada saatnya menggunakan akal pikiran. Sesulit apa pun bagi wanita untuk mengedepankan pikirannya dalam bertindak, itu harus dicoba.
Saat pria marah-marah, terkadang tangisan wanita bukan meredam kemarahan pria. Saat pria marah-marah, bisa jadi semakin marah jika wanita di depannya membalas untuk membela diri. Maka gunakanlah akal pikiran, bujuk dengan kecerdasan dalam kelembutan hakikatnya seorang wanita. Itulah yang diharapkan dari seorang pria yang suka marah-marah. Bukankah wanita diciptakan sebagai penyeimbang “panasnya” kaum adam?
Pria selalu merindukan sosok wanita yang cerdas, yang mampu membantunya saat akal sehatnya sudah buntu. Dan pria itu selain senang dengan kelembutan, juga kecerdasan, ketangkasan, dan kegesitan dari kaum wanita.
Sumber: http://asmarainjogja.id/pria_suka_marahmarah_ini_yang_harus_dilakukan_wanita_berita182.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H