Umbul artinya mata air. Uda kabayang ya, gimana jernih airnya. Kalau Ponggok sih, katanya nama Desa.
Sekitar Desa Ponggok, ada banyak umbul, tidak hanya umbul Ponggok. Yang paling terkenal dan ramai dikunjung wisatawan, Umbul Ponggok.
Pongggok terkenal dengan sumber airnya. Bahkan, jadi sumber air untuk kemasan air minum. Penduduk lokal menyebut dua merek kemasan air minum yang sangat terkenal, yang diambil dari sumber air Ponggok. Air kemasan tersebut bisa kita jumpai dimana-mana. Tutup botolnya biru dan satu lagi berwarna merah.
Menurut penduduk lokal, penduduk sekitar tidak beli air, air gratis. Mereka jarang merasakan kekurangan air, walaupun di musim kemarau. Kebutuhan air bersih untuk warga lokal terpenuhi.
Untuk ke Umbul Ponggok dari Yogyakarta, relatif mudah. Bisa kendaraan pribadi ataupun transportasi umum. Untuk rute perjalanan dengan kendaraan pribadi, silahkan search di youtube. Ada beberapa video yang membahas.
Kali ini, saya ingin berbagi cerita ke Umbul Ponggok dari Jogja dengan menggunakan transportasi umum, yakni mini bus.
Perjalanan cukup unik, mungkin belum pernah ada yang mengulas pengalaman  seperti ini seperti pengalaman saya ke Ponggok.
saya menggunakan jasa Semeru Trans, tiket beli di Traveloka. Titik Penjemputan di Seturan, Yogyakarta.
Hari Senin, Sedikit delay. Katanya macet. Menurut info agen yang mengabarkan saya via wa, mungkin ingin menenangkan saya yang sudah menggerutu. Menunggu kadang ga asyik sih...
Biar tidak terus-terusan menggerutu, saya sempatkan ke salah satu toko roti yang ada di seberang jalan. Persiapan bekal di jalanan. Dan lempernya enak. Lemper yang sepertinya dibakar. Aroma daunnya tercium begitu harum.
Tidak lama kemudian, mini busnya datang. Saya duduk paling belakang, sesuai nomor kursi yang dipilih. Saat itu, saya tidak memilih, hanya satu-satunya kursi yang belum bertuan.
Perjalanan dari Seturan, Jogja ke Klaten kurang lebih satu jam.
Saya cukup menikmati perjalanan, lihat pemandangan sambil makan lemper dan roti. Excited, baru pertama ke Klaten melewati Prambanan.
Jarum jam terus berputar, detik demi detik terlewati bahkan sudah melebihi satu jam perjalanan, belum sampai ke destinasi yang ingin dituju. Sambil santai, dan berkata dalam hati "Oh...ini gara-gara telat jemputnya tadi, wes....kalem aja.'
Dan tidak lama kemudian, celingak-celinguk ke samping, seperti wilayah Solo.
Masih coba menenangkan diri, sambil berkata dalam hati 'Bukan Solo ini atau mungkin Solo tapi melalui jalan ini untuk menuju Klaten. Terus dengan meyakinkan diri lagi dalam hati "Masa iya, sopirnya ga singgahkan saya ke tempat tujuan. Kan sudah punya list penumpang yang jumlahnya hanya 15/16 orang, masih bisa dipantau. Apalagi belinya via aplikasi, apa iya, saya mau dibawa jauh pergi, sementara bayarnya Cuma Jogja-Klaten, rugi dong dimereka."
Baru terfikir untuk buka Hp dan melihat maps saat ada di atas jalan tol, Maps menjukkan perjalanan arah ke Semarang.
Apa? Ke Semarang??? Jogja ke Semarang kurang lebih 3 jam.
Lalu pasrah dengan BAHAGIA. Karena pengen banget ke Semarang. Semarang salah kota yang belum pernah saya kunjungi.
Alhamdulillah...akhirnya, bisa menginjakkan kaki di Semarang tidak terduga. Kesalahan terindah. Sempat beberapa menit mengelilingi kota Semarang, sebelum travel kembali Klaten dan kembali pulang ke Jogja.
Saya berhenti di Mesjid Al Aqsho Klaten, titik pemberhentian mini bus terdekat menuju ke Umbul Ponggok. Jarak tempuh 15 menit menggunakan motor grab, 18.500 rupiah.
Untungnya, sesampai di Umbul Ponggok jam 3an. Sinar matahari mulai berdamai dengan kulit.
Karcis masuk 10.000 rupiah per orang. Jika ingin menggunakan property, dikenakan tarif tertentu, sesuai harga yang telah ditetapkan.
Alhamdulillah..akhirnya saya menyelam di sumber air ponggok yang jernih, ditemani ikan-ikan yang cantik. meski ikannya banyak, airnya tidak bau amis. Dulunya Umbul Ponggok hanya bisa saya lihat di sosial media.
Selesai sesi poto-poto, Umbul Ponggok pun tutup.Â
Saya memutuskan pulang naik grab, yakni motor biar sat set langsung ke Sleman, Jogja dengan tarif 102.000 rupiah.
Sore hari, mencari grab dari Umbul Ponggok gampang-gampang susah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H