Sudah 3 bulan di Jogja, seringkali dapat rekomendasi ke Kopi Klotok. Dari Kang Grab sampai kakak merekomendasikan tempat ini.
Awalnya, tidak begitu tertarik ke Kopi Klotok karena bukan pecinta kopi. Maklum, lambung sensitif. Biasanya, habis minum kopi, muncul rasa tidak nyaman dari alnbung ke mulut.
Kopi Klotok ada di Jalan Kaliurang KM 16,5. Bisa dibilang, akses ke sana cukup mudah. Melewati kampus UII jika dari arah bawah (UGM). Melewati UUI, sekitar 2 km akan menemukan Indomaret di kri jalan. Depan Indoomaret ada Gapura dan masjid. Masuk Gapura dan ke arah Timur sekitar 200 meter akan menemukan warung Kopi Klotok.
Jika tidak suka antri, saya menyarankan anda sebelum setengah 7 atau jam 7 pagi sudah ada di lokasi. Jika tidak, maka anda siap mengantri panjang. Seperti itu yang saya saksikan dan juga saran beberapa orang.
Selain tidak antri, kita juga bisa memilih tempat duduk ternyaman, menikmati  pemandangan nan syahdu. Di depan warung Kopi klotok, mata kita dimanjakan dengan hamparan sawah berwana hijau dengan jaminan kualitas udara yang bersih. Kehadiran sunrise di atas persawahan, melengkapi keindahan karya Sang Maha Agung, menjadikan tempat ini menarik untuk dikunjungi.
Saya pesan kopi dengan varian kopi susu. Tergoda melihat pengunjung lain membawa secangkir kopi panas sedang lalu lalang, akhirnya minum kopi juga. Setipis ini iman saya.
Seteguk demi seteguk, kopi panas khas Kopi Klotok ini membasahi kerongkongan, semakin terasa . Ditemani pisang goreng, yang ratingnya saya beri nilai 9 karena tepungnya punya ciri khas sendiri. Belum pernah menemukan rasa yang sama dengan rasa pisang goreng Kopi Klotok. Mungkin ini salah satu strategi marketing, tidak boleh di bawa pulang.
Kopi Klotok juga menyediakan menu lain, selain kopi dan pisang goreng yang harganya cukup ramah di kantong.
Kemahsyuran nama Kopi Klotok tidak diragukan lagi. Buktinya, nama-nama beken di negeri ini pernah sarapan di Kopi Klotok, sebut saja Jokowi, Megawati sampai Fiersa Besari. Sampai-sampai Bung Fiersa berpesan agar tetap menyediakan makanan yang enak.
Sebelum meninggalkan warung kopi klotok, tibalah saatnya menunaikan kewajiban, bayar di kasir hehe..
Saking penasarannya, saya bertanya ke mba kasir. "Mba, apa artinya klotok". Mba nya tersenyum dengan ramah, menjeskan dengan kalimat sederhana "itu loh mas, kalau biasanya kopi itu diseduh, kalau di sini dimasak, bunyinya klotok-klotok.'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H