Mohon tunggu...
Wahyu NH Aly
Wahyu NH Aly Mohon Tunggu... lainnya -

Wahyu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyikapi Aksi Pembakaran Alquran, Terry Jones

6 Mei 2012   10:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:38 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Melalui media lokal di Amerika Serikat, The Gainesville Sun dan dilansir kantor beritaAFP, Terry Jones, kembali berulah. Sabtu 28 April 2012 kemarin, di Florida, Amerika Serikat, dia kembali melakukan aksi pembakaran Alquran. Bila di tahun sebelumnya dia melakukan hal serupa dengan membawa alasan untuk mengenang tragedi 11 September 2001, pada kali ini aksinya ditujukan sebagai sarana memprotes penahanan salah seorang pemuka agama Kristen di Iran. Melalui aksinya, Jones mendesak pembebasan Youcef Nadarkhani, pendeta Iran yang saat ini dipenjara atas kemurtadan karena beralih agama dari Islam menjadi Kristen.

Aksi pembakaran Alquran yang dilakukan di luar gereja Dove World Outreach Center di Gainesville, Florida kemarin, dihadiri sekitar 20 orang. Selain membakar kitab suci umat Islam, Jones yang sampai saat ini tidak begitu diketahui secara pasti asal aliran Kristennya, juga membakar sebuah gambar yang dipercayanya sebagai ilustrasi dari Nabi Muhammad Saw. Melihat fenomena tersebut, lantas bagaimana sebaiknya umat Islam Indonesia dalam menyikapinya?

Melihat Terry Jones dalam aksinya, umat Islam Indonesia dalam menyikapi musti menyeluruh, tidak sepenggal-penggal. Umat Islam tidak boleh sekedar mencomot beberapa ayat Alquran, alhadits, ataupun kisah Nabi hanya untuk pembenaran bukan mencari kebenaran. Hal ini melihat, banyak sekali kalangan yang berupaya mengadu-domba antar umat beragama baik di Indonesia maupun dalam dunia internasional, hanya demi memuaskan egonya, meraih nilai materi, mencari sensasi (status), dan lainnya. Oleh karena itu, fenomena Jones dapat didekati dengan ushul Fiqh. Melalui ushul fiqh, aksi Jones, dalam menyikapi perlu dilihat dimana dia berada, sejauh mana pemahaman dirinya atas Islam, apa motif dia melakukannya, dan seterusnya.

Terry Jones sebagai Warga AS

Jones, sebagai warga Amerika Serikat, dengan demikian perlu melihat bagaimana konstitusi yang ada di sana. Di AS, apa yang dilakukan Terry Jones merupakan sesuatu yang legal. Hal ini dikarenakan, Amerika Serikat menggunakan sistem demokrasi liberal. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Asisten Atase Kebudayaan di Kedutaan Besar Amerika Serikat Arend C. Zwartjes, tahun lalu di Bandung.

Dikatakan oleh Arend, di dalam konstitusi AS, setiap orang memiliki hak untuk mengekpresikan pendapatnya sendiri. Saat diskusi tahun lalu di ITB, Arend mengemukakan apabila di negaranya mempunyai dua kebebasan, yaitu dalam beragama dan berekspresi. Pemerintah dilarang campur tangan dalam hal tersebut.

Apa yang disampaikan Arend di atas, bahwasanya kemungkinan pemerintah AS tidak akan mengangkat kasus itu (pembakaran Alquran) ke masalah hukum, bukanlah tanpa dasar, karena ini mengacu dengan demokrasi liberal yang ada di AS. Demokrasi liberal (demokrasi konstitusional) AS, sebagaimana telah sedikit disinggung oleh Arend, memiliki perbedaan dengan sistem demokrasi pancasila yang dianut oleh Indonesia.

Demokrasi liberal adalah sistem politik yang melindungi secara konstitusional hak-hak individu dari kekuasaan pemerintah. Adapun demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong yang ditujukan pada kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan, atau dengan kata lain demokrasi Pancasila tidaklah bersifat mutlak melainkan harus diselaraskan dengan tanggung jawab sosial.

Dengan demikian, melihat Terry Jones sebagai warga negara Amerika Serikat, sepantasnya umat Islam Indonesia tidak terlibat lebih jauh dengan kesepakatan konstitusi di AS. Umat Islam Indonesia musti bijak menerima realitas yang demikian.

Motif Aksi dan Pandangan Terry Jones terhadap Islam

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, Jones melihat Islam melalui oknum tertentu yang mengaku Islam dan dinilai kejam. Ini dapat terlihat dengan motif dari aksi pembakaran yang dilakukan olehnya. Pada tahun sebelumnya, aksi pembakaran Terry Jones ditujukan untuk merayakan tragedi 11 September. Adapun aksi pembakaran kedua, pada minggu kemarin, sebagai upaya mengeritik kebijakan negara Iran. Demikian itu menunjukkan apabila Jones melihat Islam seperti apa yang dilakukan oleh oknum atau negara yang mengatasnamakan Islam. Bukan melihat dari sisi ajaran Islam yang sebenarnya.

Tindakan Jones yang lain, dengan dirinya membakar gambar yang dipercayai sebagai ilustrasi Rasulullah Saw., juga mempertegas bahwa pendeta di Florida tersebut sama sekali tidak tahu menahu tentang Islam. Melalui penilaian yang demikian, maka Jones dapat dikategorikan orang yang belum mengenal Islam, karena tidak dapat membedakan antara oknum (orang yang mengaku beragama Islam) dengan Islam itu sendiri, serta tidak memahami secara komprehensif tentang Islam.

Melihat motifnya, Jones sepertinya bermaksud baik, berupaya menciptakan perdamaian dengan menolak kekerasan seperti tragedi yang terjadi 11 September 2001. Hanya saja, niat baik Terry Jones ini tidak diikuti dengan pemahaman yang baik, sehingga apa yang dilakukannya menjadi keliru. Termasuk bagaimana Jones ini menilai peraturan negara lain melalui sudut pandang aturan yang ada di negaranya sendiri.

Memahami kekeliruan Jones tersebut, sebagai umat Islam sudah semestinya dalam menyikapinya diwujudkan dengan cara yang indah, seperti melihat sisi kemanusiaan Jones yang tentunya tidak luput dari hilaf dan kekurangan yang dimilikinya (al insanu mahallul khatai wannisyani). Umat Islam Indonesia secara khusus, seyogyanya bijak dalam mengambil penilaian dan tindakan atas aksi Jones ini. Tidak boleh berlebih-lebihan (isrof), karena bukan saja itu dilarang oleh agama tetapi juga akan memperburuk citra agama dimata orang yang tak kenal tentang keindahan Islam (Lihat: QS. Al-Mukmin [40]: 43 dan QS. Asy-Syuara [26]: 151-152).

Disamping itu, dasar di Islam, kejahatan tidaklah diperbolehkan dibalas dengan kejahatan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh banyak perawi, seperti Ibn Majah, dikatakan, "La Dhororo wa La Dhiroro" (tidak boleh melakukan sesuatu yang membahayakan). Kaedah fiqh juga dikatakan, "al-Drororu La Yuzalu bi Mitslihi" (tidak boleh membalas keburukan dengan suatu keburukan juga).

Selain itu, apa yang dilakukan Terry Jones sebagai pemuka agama Kristen, juga tidak lantas menilai agama Kristen melalui apa yang dilakukan oleh Jones. Karena jika menilai agama lain melalui perilaku jahat oknum yang mengaku penganut ataupun tokoh agama tertentu, maka sangat terbuka untuk terjebak dengan kondisi yang serupa dengan Jones.

Gaya Nabi dalam Menyikapi Umat Lain yang Menyakiti

Mengambil hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim, diceritakan saat Aisyah menanyakan sesuatu yang buruk di perang Uhud. Melalui pertanyaan Aisyah, Rasulullah menjawab.

"Suatu hari aku pernah menemui kaum yang sangat kejam yang belum pernah aku temui, yaitu hari di mana aku menemui kaum kampung Aqobah (di Thaif), ketika aku ingin menemui (untuk meminta perlindungan, sekaligus menyebarkan islam) Ibnu Abi Yalil bin Abdi Kulal (salah satu pembesar di Thaif), dia tidak memenuhi keinginanku. Lalu aku pulang dalam keadaan wajahku berdarah (karena perlakuan warganya yang melempaliranya dengan batu). Ketika aku berhenti di Qarnul Tsa'alib (Miqat Qarnul Manajil), aku melihat ke atas dan awan memayungiku sehingga aku merasa teduh. Lalu, aku melihat Jibril memanggilku, seraya berkata: 'Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan (hinaan) kaummu dan penolakan mereka kepadamu. Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung terhadapmu.'

"'Ya Muhammad,' sahut malaikat penjaga gunung. 'Jika engkau mau supaya aku melipatkan Akhsyabain (dua gunung di Makkahm, yaitu gunung Abi Qubaisy dan gunung yang menghadapnya) ini di atas mereka, niscaya akan aku lakukan.'

Kemudian, mendapat tawaran tersebut, Rasulullah SAW justru berdoa (tidak ada sedikit pun keinginan untuk membalasnya). Beliau bahkan meminta kepada Allah, mudah-mudahan  keluar dari tulang rusuk mereka (keturunan) yang menyembah Allah yang Esa dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Wallahua'lam bishowab....

Salam, gembel Wahyu NH Aly

_______________________

Terkait: Pembakaran Alquran di Florida

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun