Mohon tunggu...
asleepydude
asleepydude Mohon Tunggu... Freelancer - Motion Graphics Artist

Hobi saya hanya membaca bukan menulis, terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sikap Konsisten dari Seseorang yang Dikenal dengan Istilah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

28 Maret 2023   20:39 Diperbarui: 28 Maret 2023   20:46 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu Iis ini pernah digadang-gadang sebagai cikal bakal dari aplikasi Ruang Guru, bagaimana bisa? Jadi pada mulanya Ibu Iis ini merupakan wali kelas dari sang CEO Ruang Guru yaitu Belvasyah Davara. Yang dimana pada kala itu, Belva masih menginjak di bangku SMA sekolah SMA Presiden. Pada saat itu Belva sendiri tertarik akan perilaku ataupun sifat yang dimiliki oleh Ibu Iis, sehingga pernah sempat diundang ke kantor Ruang Guru yang dimana pada saat itu masih berlokasikan di Tebet. 

Saat itu Ibu Iis diwawancarai oleh Belva mengenai seputar pendidikan, baik itu cara mengajar yang baik bagaimana, cara mendidik seorang peserta didik itu bagaimana. Salah satu hal yang menurut Ibu Iis ini sebagai ide konsep dari  Ruang Guru itu sendiri adalah hal dimana mengajar dari bentukan materi video. Dari situlah Belva mungkin saja merancang lebih detil lagi bagaimana konsep ini bisa terealisasikan sehingga menjadi platform yaitu sekarang dikenal sebagai Ruang Guru. 

Hingga suatu ketika Belva selaku CEO pun menawarkan untuk menjadi konsultan atau bahkan sebagai Co-Founder dari Ruang Guru itu, namun saat itu sangat disayangkan, Ibu Iis harus merelakan tawaran tersebut karena salah satu hal nya adalah ia sudah ditetapkan menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dimana hal tersebut adalah hal terberat bagi Ibu Iis sendiri untuk menolak tawaran tersebut. Akhirnya Belva pun mengerti maksud dari Ibu Iis sendiri. Hingga saat ini beliau pun masih terharu bagaimana sang CEO Ruang Guru tersebut masih suka berkomunikasi dengannya hingga sekarang, seakan-akan ia tidak lupa akan bagaimana ia bisa berada di posisi sekarang.

SOSOK PANUTAN YANG DIJADIKAN ROLE MODEL

Sosok panutan yang menjadikan beliau bisa berada di titik sekarang adalah salah satunya baginda Rasullah, dimana beliau sangat cinta sekali dengan kisah-kisah yang dialami oleh Baginda Rasul. Serta beliau juga sangat mengidolakan Eyang BJ Habibie, bagaimana tidak? Ia bahkan menjadikannya sosok sebagai role model, mulai dari kepintaran dari BJ Habibie, cara bertutur kata yang baik dari sosok beliau, serta beliau mengikuti jejaknya berupa konsisten di bidang yang sekiranya ia suka. Maka dari situlah maksud konsisten dari Ibu Iis itu bisa saja terinspirasi dari sosok Eyang BJ Habibie.

Untuk menutup sesi wawancara kali ini, beliau berpesan kepada para pengajar diluar sana sebagai pendidik. Banggalah menjadi seorang pendidik, mengapa begitu? ketika kita sudah bangga menjadi guru, maka mendidiklah dengan hati. Maksud dari hal tersebut adalah jika kita mendidik dengan hati maka peserta didik pun akan merasa segan untuk menjadikan kita sebagai seorang penuntun. Ia juga berpesan bahwasannya materi itu bukan segalanya, walaupun tetap saja kita membutuhkan hal tersebut. Akan tetapi keberkahan dalam hidup itulah hal yang paling utama. 

Dari sebuah berkas maka akan berubah menjadi sebuah ketenangan. Hal ini sesuai dengan buku yang sedang ia baca, buku tersebut berjudul "Surrender" by Ustad Sony. Kemudian untuk para peserta didiknya. Ia berpesan semoga anak-anak didiknya terutama anak-anak yang dikenal di SMA Negeri 1 Cikarang Selatan itu dengan sebutan giwangkara. Itu memiliki bukan hanya knowledge, tetapi seimbang baik itu dari segi Intelektual Quation (IQ), kemudian emotional quation (EQ), kemudian Spiritual Quation (SQ), kemudian Adversity Quation (AQ). Jangan takut untuk bermimpi, bermimpilah setinggi-tingginya tapi biarkanlah kaki tetap menetap di bumi pada saat mimpi itu tidak tercapai. Maka jika kamu gagal dalam meraihnya kamu tidak akan terlalu sakit untuk jatuh. Terima kasih!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun