Mohon tunggu...
asleepydude
asleepydude Mohon Tunggu... Freelancer - Motion Graphics Artist

Hobi saya hanya membaca bukan menulis, terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sikap Konsisten dari Seseorang yang Dikenal dengan Istilah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

28 Maret 2023   20:39 Diperbarui: 28 Maret 2023   20:46 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan dari situlah beliau tetap ingin mengemban menjadi guru dan melanjutkan pendidikannya di IKIP Bandung dengan jurusan Pendidikan Biologi, yang awalnya hanya memiliki nilai IPK kisaran 2,6-2,8 tetapi pada tahun selanjutnya ia menaikkan nilai IPK nya menjadi 3,8 akibat dari kegigihannya dalam menanggapi keinginan dari sang nenek. Setelah melanjutkan pendidikannya sebagai seorang guru, ia sempat melanjutkan tingkat pendidikannya pada tahun 2016, kala itu beliau melanjutkan gelar sarjananya menjadi gelar magister di Universitas Negeri Jakarta dengan jurusan S2 Pendidikan Biologi. Hal itu beliau lakukan karena adanya tuntutan dari pihak kepala sekolah yaitu Pak Rahmat Kusnaidi, dimana beliau juga berperan sangat besar dalam usaha Ibu Iis untuk meraih gelar magister-nya.

PENDAPAT PERIHAL MOTIVASINYA MENJADI SEORANG GURU

Selama menjadi guru, ia memiliki prinsip dimana pekerjaan ini akan tetap terus ada walaupun nantinya perkembangan teknologi akan terus tetap berkembang. Terlebih ia berpendapat bahwasannya di dunia ini, profesi yang tidak akan punah adalah Dunia Pendidikan dan juga Dunia Kesehatan. Dimana dalam pembahasannya juga, ia mengatakan kedua hal tersebut tidak akan tergerus oleh jaman walaupun gempuran teknologi yang kian pesat majunya. 

Selanjutnya ia juga berpendapat bahwa sebenarnya profesi guru itu juga sangat menjanjikan namun mengapa masih banyak yang skeptis akan hal ini, karena menurut beliau ia pernah bertemu dengan salah seorang guru dari Kanada yang ia kenal sebagai Mr. Paul. Mr. Paul saat itu mengatakan bahwasannya guru itu memiliki jabatan yang paling tertinggi di negaranya bahkan bisa dibilang setara dengan Mahkamah Agung. Bahkan untuk masalah gaji pun, bisa dibilang guru memiliki gaji yang sangat tinggi di negaranya, bahkan tidak perlu memikirkan bagaimana kehidupannya selanjutnya akan bagaimana. 

Maka dari itu Ibu Iis juga berpendapat bahwasannya jika ingin menjadi guru adalah jangan memikirkan gajinya terlebih dahulu, tapi bagaimana ia bisa mengabdi tanpa perlu khawatir soal kehidupannya selanjutnya, ia juga selalu berpesan kepada guru-guru yang di luar sana dengan pesan seperti ini "Jika profesi guru itu sebenarnya dijanjikan sama Allah SWT hidupnya itu akan semakin berkah. Semakin tua juga akan semakin bahagia, bukan semakin melarat. 

Mengapa bisa begitu? Karena perjuangan seorang guru itu berpatokan sudah berprinsip dengan tolabul ilmi, jadi tidak ada nasib guru yang hidupnya blangsak sampai akhir tuanya rata-rata biasanya semakin tua. Ia semakin bahagia. Kenapa? Karena itu janji Allah. Apalagi kan, guru itu menyebarkan ilmu yang bermanfaat ke para muridnya, Insya Allah orang yang akan memberikan ilmunya kepada orang lain, ia akan dilindungi oleh Allah sepanjang hidupnya." Sebenarnya pesan ini didapatkan dari Ayahanda dari Ibu Iis sendiri. 

Yang dimana ayahandanya merupakan seorang pengajar guru pesantren yang terletak di Banten. Pernah suatu hari, ia pernah mengalami untuk mengejar hal berbau nilai material atau istilahnya seperti Money Oriented, ia bahkan rela untuk menyambi seperti misalnya bimbel di luar jam sekolah. Saat itu ia mulai mengajar di SMA Labschool Jakarta, SMAN 8 Jakarta juga SMAN 56 Jakarta. Itu semua dilakukan olehnya dari hari masih gelap menuju gelap kembali, hal itu dilakukan olehnya agar bisa mendapatkan kebutuhan nilai pokok yang lebih daripada hanya mengandalkan gaji utamanya sebagai guru tetap di sekolah salah satu kota Jakarta. 

Akan tetapi, ia pun lama kelamaan tersadar akan satu hal, bahwasannya jika ia hanya mengejar nilai material tidak akan ada habisnya, ia berpendapat uang sedikit juga akan habis, uang banyak pun juga akan habis. Bisa saja ia mengejar hal itu semua, namun ia berpikir satu hal yang penting untuk menjadi guru adalah ia bisa mendapatkan keberkahan atas mengajar sebagai profesi guru. Serta ia juga berpendapat bahwasannya profesi guru itu tidak bisa dianggap sebagai sebelah mata saja. Melainkan semestinya guru itu memiliki tanggung jawab yang besar akan mendidik para peserta didiknya, agar para peserta didik mendapatkan pendidikan yang layak juga dapat memajukan bangsa itu juga.

BAGAIMANA CARA TETAP KONSISTEN DI BIDANG YANG DISUKAI

Mengajar selama 20 tahun pun sudah dilalui oleh Ibu Iis Nuraenah, namun penulis sempat bertanya mengenai bagaimana beliau bisa tetap konsisten untuk menjalani bidang yang sebenarnya pada mulanya beliau tidak sukai. Beliau berpesan bahwasannya jika kita senang dalam menjalani bidang yang kita sukai itu sangat dianjurkan untuk diteruskan, namun jika sudah berada di titik jenuh maka berhentilah sejenak untuk menenangkan pikiran kita yang sedang rumit. Atau bisa juga dengan cara me-recharge energi kita dengan cara melakukan hal-hal yang sekiranya membuat kita suka akan melakukannya, baik itu aktivitas makan yang bagi kita enak, ataupun sekedar mengobrol dengan kawan sebaya kita.

PERNAH DIGADANG-GADANG MENJADI SEORANG FOUNDER DARI PLATFORM RUANG GURU

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun