Bayangkan Anda sedang berada di Zoom Meeting bersama klien yang mungkin tidak memiliki jargon teknis atau terminologi khusus industri Anda. Mereka akan kesulitan jika Anda tidak menjelaskan istilah-istilah spesifik tersebut.
Oleh karena itu, kemampuan untuk menyampaikan ide-ide rumit dengan jelas, ringkas, dan relevan menjadi penting bagi seorang advisor.
Keterampilan ini bukan hanya tentang artikulasi, tetapi juga tentang menjembatani kesenjangan antara kedalaman pengetahuan Anda dan pemahaman audiens Anda.
Mampu menyesuaikan gaya komunikasi dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman klien akan memastikan bahwa saran Anda bisa diterima dengan baik. Ini juga akan membantu Anda membina hubungan positif dengan klien. Â Â
  3. Empati
Sebagai seorang advisor, melakukan pendekatan berdasarkan empati dan pengertian bukan hanya praktik terbaik; ini adalah landasan untuk membangun hubungan penuh kepercayaan dengan klien Anda.
Empati, dalam konteks ini, berarti menempatkan diri Anda pada posisi klien.
Hal ini berarti mengenali tekanan, kebingungan, dan kecemasan yang mungkin mereka hadapi saat mencari bimbingan.
Baik itu pemilik bisnis yang akan mengambil keputusan penting atau investor yang sedang mengevaluasi peluang berisiko tinggi, setiap skenario memiliki tantangan emosionalnya tersendiri.
Namun, meskipun penting untuk mengetahui dan memahami urgensi klien Anda, penting juga untuk tidak terbawa oleh hal tersebut. Pertahankan pendekatan yang seimbang dan pastikan Anda dapat memberikan saran yang efektif dan berkualitas.
Pasang ekspektasi yang realistis mengenai kompleksitas situasi dan waktu yang diperlukan untuk menganalisis seluruh faktor relevan secara komprehensif. Jangan menyerah pada tekanan untuk memberikan solusi instan dan mengorbankan ketelitian Anda.
Dengan menjaga sikap profesional dan tenang, Anda akan menanamkan kepercayaan pada klien Anda, meyakinkan mereka bahwa kekhawatiran mereka telah ditangani dengan sangat hati-hati dan penuh perhatian.