Zainal Arifin, Executive VP Aneka Energi Terbarukan PLN, menambahkan bahwa setelah diresmikan, listrik dari pembangkit Cirata akan langsung menyuplai jaringan listrik Jawa-Madura-Bali. Selain itu, sistem PLTS di ibu kota baru Indonesia (IKN) diharapkan sudah dapat bergabung dengan jaringan listrik Kalimantan Timur pada paruh pertama tahun 2024.
Selain keterlibatan pemerintah, partisipasi dari sektor swasta juga sama pentingnya.Â
Perusahaan seperti PT Agra Surya dan Medco Power Indonesia, misalnya, telah merintis pembangkit listrik tenaga surya mereka sendiri, yang menunjukkan adanya potensi bisnis yang besar di sektor ini.
Dalam mengembangkan bisnis pengembangan panel suryanya, PT Agra Surya Energy telah mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 254 miliar dan fasilitas Foreign Exchange Line sebesar USD 232.000 dari Bank OCBC-NISP.
Sementara itu, perusahaan penyedia energi swasta Medco Power Indonesia baru-baru ini sudah mengaktifkan pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 26 MW di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, dan secara aktif tengah membangun keahliannya dalam pengoperasian teknologi tenaga surya.
Masa Depan Cerah Untuk Energi Surya di Indonesia
Revolusi dalam pemanfaatan energi surya di Indonesia menandakan terjadinya lebih dari sekedar peralihan sumber energi. Makin maraknya penggunaan PLTS bisa menjadi katalis bagi pembangunan berkelanjutan, menawarkan pertumbuhan ekonomi, peluang kerja, dan peningkatan akses energi di negara ini.
Perjanjian kerja sama antara Indonesia dan Singapura baru-baru ini untuk mengekspor listrik ramah lingkungan juga menggarisbawahi potensi kolaborasi lintas batas dalam pemanfaatan energi terbarukan. Maka tak bisa dipungkiri lagi, energi surya bukan lagi opsi, merupakan sebuah jalan yang mau tak mau akan Indonesia lalui, terutama untuk menjamin akses listrik yang merata bagi penduduk Indonesia kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H