Disini sang juara berubah strateginya yang semula dari sang agresor menjadi tipe boxer yang penuh pengamatan. Satu kali celah terbuka, disitu langsung memberikan serangan.
Walau Dicaire meng-double cover defense-nya tetap saja Shields bisa menembusnya. Over right hand pas menembus wajah sang penantang. Â Strategi feinting ini sangat bagus, beberapa kali Shield tertipu memberikan serangan dan akhirnya harus memakan pukulan one-two dari Dicaire.
Ronde 2: Beberapa kali terkecoh dengan feinting dari sang underdog, Shields berhasil memberikan hook kanan super keras dan membuat Dicaire terpojok.
Disini saya melihat Dicaire mulai kesulitan mengimbanginya, ditambah beberapa jab pendek tapi super keras sehingga  memaksanya untuk mengambil clinch. Kalau masalah kecepatan pukulan, Shields itu jagonya. Kehabisan akal, Dicaire mulai mendekat. Tujuannya ya untuk menekan tapi ya salah, justru membawa keuntungan bagi Shields dengan memberikan jab dan left hand beruntun ke si underdog.
Ronde 3: Shields makin tenang sementara Dicaire memburu dengan memojokkannnya ke sudut ring. Tetapi Shields dengan pengamatannya yang luar biasa, tanpa basa basi memberikan satu pukulan kunci yaitu vicious right cross. Ya satu pukulan itu cukup mematahkan beberapa kali strategi feinting dari si penantang. Kemudian beberapa hook brutal yang memaksa sang lawan untuk mundur.  Menurut statistik pukulan Shields mengungguli sang lawan dengan 1431-512 pukulan. Disini sudah mulai terlihat banyak clinch.
Ronde 4: Belum ada pukulan ganas dari Dicaire, yang ada hanya clinch dan clinch terus. Dicaire mulai memancing emosi dengan clinch yang memutar kepala Shields.
Ya yang saya tak suka dari Dicaire ini, dia ,menggunakan psywar untuk memancing emosi lawan gara bertindak gegabah. Strategi serupa pernah ia lancarkan ketika melawan Chris Namus, Petinju asal Uruguay.
Sayangnya petinju cantik itu terpancing dan akhirnya kalah. Â Pukulan Shields sangat on point yaitu bodyshot yang membuat Dicaire sempat goyang. Walaupun demikian, harus diakui footwork dari Dicaire bagus, dia bisa recover dengan cepat.
Ronde 5: Banyak pukulan kosong dari Shields, sementara Dicaire bermain di footwork. Ada beberapa set trap yang berhasil seperti pukulan yang semula diprediksi right hook berubah menjadi bodyshot. It's good! Crisp shot dari Shields membalasnya dengan crisp jab ke Dicaire, ditambah dengan overhand fenomenal khas dari Shields.
Ronde 6: Left Hook cantik dari Shields membuat sang penantang goyang hingga mau terjatuh, tetapi sang juara tak mau gegabah. Biasanya dalam kesempatan seperti ini. Sang petinju biasanya garang dan menerkam layaknya singa yang berhasil merobek kaki mangsanya. Tetapi Shields memilih tenang dan mengatur footworknya dengan baik dan memberikan kesempatan sang lawan untuk kembali ke posisinya.
Bagi saya Shields bukan hanya seorang petinju, tetapi juga seorang entertainer. Alih-alih menerkam untuk "menghabisi nyawa" lawannya, ia malah sesekali berjoget. Memainkan kakinya untuk memancing emosi Dicaire, waktunya serangan berbalas kawan :D.